JAKARTA, CILACAP.INFO –
Sepanjang 2025, ada beberapa sektor saham yang tercatat booming mulai dari awal tahun ada teknologi, berlanjut dengan sektor tambang emas, hingga minyak kelapa sawit atau CPO. Lalu, apa sektor saham yang berpotensi booming pada 2026?
Founder dan CEO Mikirduit Surya Rianto mengatakan, sektor saham yang berpotensi booming bisa datang dari sektor saham yang sudah cukup undervalue, tapi ada faktor pendukung yang bisa mendorong kinerja-nya dalam jangka pendek.
“Kami mencatat, ada 6 sub-sektor bisnis yang berpotensi menarik pada medio 2026-2027 dengan asumsi ada pemulihan ekonomi. Salah satunya, adalah sektor banking,” ujarnya dalam keterangan resmi pada 16 Desember 2025.
Sektor banking menarik karena penurunan suku bunga Bank Indonesia yang terjadi sepanjang 2025 cukup agresif. BI mencatat telah menurunkan suku bunga 125 bps sepanjang 2025 sehingga menjadi 4,25 persen.
Secara teknis, penurunan suku bunga akan berdampak terhadap penurunan cost of fund perbankan. Pasalnya, tingkat likuiditas yang meningkat sehingga operasional bisnis utama bank berpotensi lebih efisien pada 2026 dibandingkan dengan 2025.
Adapun, kami melakukan riset terhadap 49 saham bank yang ada di IDX berdasarkan kinerja kuartal III/2025. Hasilnya, 25 dari 49 saham bank di IDX mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih.
PT Bank Artha Graha International Tbk. (INPC) mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih terbesar, yakni 25 persen menjadi Rp534 miliar pada kuartal III/2025. Tekanan pendapatan bunga bersih INPC didorong oleh kenaikan beban bunga hingga 39 persen menjadi Rp735 miliar ketika pendapatan bunga gross hanya naik 2,3 persen.
Secara umum, tekanan pendapatan bunga bersih pada saham bank sepanjang 2025 disebabkan oleh kenaikan beban bunga tersebut. Sehingga, harapannya dengan suku bunga BI yang sudah turun 125 bps dengan periode lagging 3-6 bulan bisa memberikan dampak positif dari segi perbaikan beban bunga yang lebih rendah.
Tampilkan Semua