Danantara untuk Kemandirian Industri Baja Nasional

Krakatau Steel Tbk
Krakatau Steel Tbk

Bagi Indonesia, urgensi ini semakin jelas. Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kapasitas baja nasional harus ditingkatkan dari sekitar 15 juta ton menjadi lebih dari 100 juta ton per tahun. Upaya ini membutuhkan investasi lebih dari USD 100 miliar serta strategi jangka panjang yang menjamin kepemilikan domestik, efisiensi rantai pasok, dan keberlanjutan industri. Danantara, sebagai instrumen baru negara dalam pengelolaan investasi strategis, perlu menempatkan industri baja sebagai salah satu sektor prioritas. Tanpa keterlibatan aktif Danantara, transformasi struktural menuju kemandirian industri akan sulit terwujud.

Perkembangan KS sebagai BUMN Baja dan Tantangan yang Dihadapi

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk didirikan pada tahun 1970 sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam membangun fondasi industrialisasi nasional. Di tengah situasi pasca-konfrontasi

dan awal pembangunan Orde Baru, Krakatau Steel hadir sebagai simbol kemandirian ekonomi Indonesia. Sebagai satu-satunya produsen baja terintegrasi milik negara, perusahaan ini memasok kebutuhan dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur, manufaktur, transportasi dan pertahanan nasional.

Selama lebih dari lima dekade, Krakatau Steel terus bertahan di tengah berbagai tekanan struktural yang kompleks—mulai dari keterbatasan bahan baku domestik, kenaikan harga energi, serbuan baja impor murah, hingga berbagai praktik perdagangan curang. Salah satu akar masalah utama dari kondisi ini adalah kelebihan kapasitas global dan praktik subsidi besar-besaran di negara produsen seperti Tiongkok, yang membuat produk baja asing masuk ke pasar domestik dengan harga di bawah struktur biaya produsen dalam negeri.

Tantangan struktural yang dihadapi Krakatau Steel tidak dapat diatasi hanya melalui pendekatan korporat. Sebagai BUMN yang mengemban mandat strategis, Krakatau Steel memerlukan dukungan kebijakan industri yang terintegrasi—termasuk perlindungan dari praktik perdagangan curang, jaminan pasar melalui belanja pemerintah, akses terhadap bahan baku, kemitraan bisnis, pembiayaan modal kerja kompetitif, serta pendanaan untuk pengembangan kapasitas dan daya saing. Tanpa dukungan tersebut, posisi Krakatau Steel akan terus rentan dalam menghadapi persaingan global yang tidak seimbang.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait