Terkait dengan kontribusi sektor EPC yang telah dilakukan, SVP Power Mineral, Fertilizer, Overseas Commercial – Rekayasa Industri, M. Agung menyebutkan bahwa Industri EPC mendukung program pemerintah dengan membangun sektor energi terbarukan, salah satunya melalui pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan Pabrik Green Ammonia & Blue Ammonia.
Rekind juga telah membangun 60% Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia. M. Agung juga menambahkan bahwa Industri EPC dapat mendukung pencapaian NZE pada 2060 dengan berperan dalam pembangunan pembangkit energi terbarukan, berkolaborasi untuk menyelesaikan berbagai proyek energi terbarukan, dan melakukan pengembangan teknologi dan transfer knowledge.
DAMPAK TRANSISI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN
Ahmad Heri Firdaus dalam analisanya menyebutkan bahwa berdasarkan hasil analisis pemodelan ekonomi keseimbangan umum atau Computable General Equilibrium (CGE), jika sektor pengguna EPC hanya mengurangi konsumsi energi yang beremisi karbon (Skenario 1), maka akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan PDB sebesar 0,028%.
Namun, jika terjadi pengalihan (transisi) sumber energi, yaitu dengan mengurangi penggunaan energi beremisi karbon disertai dengan peningkatan penggunaan EBT (Skenario 2), maka akan berdampak terhadap tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,075%. Skenario transisi energi dalam model CGE juga terlihat akan berdampak terhadap meningkatnya output sektor pengguna EPC.
Senada dengan Heri, M Agung juga menjelaskan bahwa pertumbuhan Industri EPC di Indonesia akan berdampak terhadap percepatan transisi energi melalui proyek – proyek yang memanfaatkan teknologi terbaru. Industri EPC tumbuh pesat dalam satu dekade terakhir, berkontribusi terhadap ekonomi dari 44% pada 2010 menjadi 56,34% pada 2020. Sektor EPC memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mampu menjadi lokomotif pembangunan dalam beberapa sektor.
TANTANGAN DAN PELUANG SEKTOR RANCANG BANGUN (EPC)