Selain faktor The Fed, pernyataan Presiden AS Donald Trump juga menjadi sorotan. Trump mengungkapkan keyakinannya bahwa kesepakatan dagang dengan Tiongkok dapat dicapai dalam beberapa hari mendatang. Para pejabat kedua negara dikabarkan telah mencapai kesepakatan awal yang akan difinalisasi dalam pertemuan antara Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan pada hari Kamis mendatang. Optimisme ini semakin menekan kebutuhan investor terhadap aset safe haven seperti emas.
Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) tercatat melemah tipis 0,11% ke level 98,68, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun stabil di 3,981%. Imbal hasil riil AS yang biasanya bergerak berlawanan dengan harga emas juga stagnan di 1,701%, menandakan pasar masih dalam fase menunggu keputusan kebijakan The Fed.
Dari sisi pandangan jangka menengah, Bank of America (BoA) memperkirakan harga emas bisa turun hingga $3.800 per ons pada kuartal keempat 2025. Dalam laporannya, BoA menyebut pasar emas saat ini sedang memasuki fase koreksi alami setelah periode kenaikan tajam yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Secara keseluruhan, emas dalam jangka pendek masih berada di bawah tekanan, dengan potensi pelemahan ke $3.910 dan resistance di $4.014. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian bagi trader dan investor dalam mengambil posisi menjelang hasil rapat The Fed. “Selama emas belum mampu menembus kembali di atas $4.000 secara stabil, tren bearish masih menjadi dominan di pasar,” pungkas Andy.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
Tampilkan Semua

