JAKARTA, CILACAP.INFO – Melalui acara Digital Talks yang diselenggarakan program Indigo, Telkom Indonesia edukasi publik tentang pemanfaatan AI yang etis di ranah personal dan sosial. Telkom Indonesia, sebagai perusahaan telekomunikasi digital terbesar di Indonesia, terus memperluas kontribusinya dalam membangun ekosistem teknologi yang berdampak nyata bagi masyarakat. Melalui berbagai inisiatif strategis, Telkom tidak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur dan layanan digital, tetapi juga pada pemberdayaan talenta dan literasi teknologi di berbagai bidang. Salah satu inisiatif unggulan tersebut adalah Indigo, program yang berfokus pada pengembangan inovasi berbasis teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).
Dalam kerangka program AI Connect, Telkom Indonesia menghadirkan berbagai diskusi publik, pelatihan, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperluas literasi AI. Salah satunya adalah Digital Talks: From Bot to Buddy yang digelar oleh IndigoHub Bandung, membahas fenomena penggunaan chatbot AI di ranah personal sebagai teman curhat dan pendukung emosional. Acara ini tidak hanya mengupas manfaat dan risikonya, tetapi juga menyoroti pentingnya batasan etis dalam pemanfaatan teknologi tersebut.
Fenomena Chatbot AI sebagai “Teman Curhat”
Penggunaan chatbot AI di Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama di kalangan generasi muda. Riset Katadata Insight Center (2023) mencatat bahwa 61,5% pengguna AI berusia 18–25 tahun memanfaatkan ChatGPT untuk pertanyaan personal atau emosional. Mulai dari “bagaimana menghadapi stres” hingga “saya merasa gagal dalam hidup,” tren ini menunjukkan pergeseran pola dukungan emosional yang sebelumnya mengandalkan interaksi manusia, kini berpindah ke interaksi dengan mesin.
Fenomena ini dipengaruhi oleh kemampuan chatbot AI untuk memberikan respons cepat, netral, dan selalu tersedia tanpa batasan waktu. Bagi sebagian orang, AI menjadi ruang aman untuk mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi. Namun, sifat AI yang bekerja berdasarkan data dan algoritma juga membawa risiko, terutama ketika pengguna mulai mengandalkan saran dari sistem yang tidak memiliki sensitivitas emosional layaknya manusia. Inilah yang mendorong Telkom Indonesia untuk mengangkat topik ini ke ranah diskusi publik.
Tampilkan Semua