RevComm Soroti Pentingnya Adaptasi dan Kepercayaan di Pasar B2B Indonesia

Japan Tech Indonesia 2025 bertajuk “Transforming B2B Tech Through Innovation Efficiency and Strategic Leadership ”
Japan Tech Indonesia 2025 bertajuk “Transforming B2B Tech Through Innovation Efficiency and Strategic Leadership ”

JAKARTA, CILACAP.INFO — RevComm Indonesia, startup asal Jepang yang berdiri pada tahun 2017 dan berekspansi ke Indonesia sejak 2021, hadir dengan misi membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi komunikasi bisnis melalui teknologi VoIP berbasis AI.

Produk andalannya, MiiTel, memungkinkan perusahaan memvisualisasikan percakapan antara tim salescustomer service, maupun karyawan internal. Teknologi ini tidak hanya merekam dan mentranskripsikan percakapan suara, tetapi juga menganalisis apa dan bagaimana komunikasi dilakukan untuk menemukan pola yang dapat meningkatkan efektivitas interaksi bisnis.

Selama empat tahun berkiprah dalam pasar Business-to-Business (B2B) di Indonesia, Yuiichiro Sasaki, Global Business Department RevComm Indonesia bersama Harutoshi Tanaka, SVP Corporate Finance & Development Mekari, berkesempatan membagikan pengalamannya dalam acara Japan Tech Indonesia 2025 bertajuk “Transforming B2B Tech Through Innovation, Efficiency, and Strategic Leadership.”

Konferensi teknologi yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 21 Oktober 2025 lalu ini mempertemukan startup, inovator, dan pemimpin industri Jepang dan Indonesia untuk menggali peluang kolaborasi di bidang AI, blockchain, dan transformasi digital.

Transformasi Digital di Market Indonesia

Saat pertama kali beroperasi di Indonesia pada 2021, RevComm menghadapi tantangan besar. Banyak perusahaan belum melihat digitalisasi sebagai kebutuhan mendesak. Biaya tenaga kerja yang masih rendah membuat sebagian perusahaan lebih nyaman menjalankan proses manual dibanding berinvestasi pada sistem berbasis teknologi.

“Saat itu, ketika kami menjelaskan konsep digitalisasi percakapan, banyak yang tertarik. Namun ketika sampai pada tahap implementasi dan biaya, mereka ragu. Sekarang, situasinya berubah. Manajemen dalam perusahaan mulai melihat efisiensi sebagai kebutuhan strategis,” jelas Yuiichiro Sasaki.

Ia juga menegaskan, digitalisasi dan otomasi bukan berarti menggantikan peran manusia. Teknologi seperti MiiTel justru hadir untuk membantu karyawan bekerja lebih cerdas dan fokus pada hal-hal yang bernilai strategis, seperti pengambilan keputusan, inovasi, dan membangun hubungan dengan pelanggan.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait