Dalam paparannya mengenai “The New Strategy of IVM in PCOS Patients”, Dr. Ho Manh Tuong menyoroti bagaimana in vitro maturation (IVM) menjadi alternatif yang lebih aman bagi pasien PCOS dibandingkan stimulasi ovarium konvensional dalam program bayi tabung (IVF). IVM adalah teknik di mana sel telur yang belum matang diambil langsung dari ovarium dan dimatangkan di laboratorium sebelum dibuahi. Teknik ini sangat berguna bagi pasien PCOS yang lebih rentan terhadap Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), komplikasi serius akibat stimulasi ovarium yang berlebihan. Dengan pendekatan IVM yang lebih disempurnakan, peluang keberhasilan kehamilan dapat meningkat, sekaligus mengurangi risiko efek samping bagi pasien.
Topik berikutnya disampaikan oleh Prof. Raymond R. Tjandrawinata, seorang peneliti senior yang telah berkontribusi dalam pengembangan biofarmasi dan terapi inovatif dalam bidang kedokteran reproduksi. Dalam sesinya mengenai “The New Gonadotropin Isoform for Improving IVF Outcome”, beliau membahas peran isoform gonadotropin dalam meningkatkan respons ovarium selama prosedur IVF.
Gonadotropin adalah hormon yang merangsang perkembangan folikel di ovarium, yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program bayi tabung. Prof. Raymond menyoroti bagaimana pengembangan isoform baru dari gonadotropin dapat meningkatkan efektivitas stimulasi ovarium, mengoptimalkan kualitas sel telur, serta meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan. Penelitian ini membawa harapan baru bagi perempuan dengan PCOS yang mengalami respons ovarium yang tidak optimal dalam prosedur IVF konvensional.
Sesi terakhir dalam diskusi ini dipresentasikan oleh Assoc. Prof. Lan N Vuong, MD, PhD, seorang ahli fertilitas dari Vietnam yang menjabat sebagai Wakil Presiden University of Medicine and Pharmacy di Ho Chi Minh City, sekaligus Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi di universitas yang sama.
Tampilkan Semua