JAKARTA, CILACAP.INFO – BINUS Book Review merupakan acara perdana yang diadakan dari hasil kolaborasi antara Knowledge Management Inovation, Library Knowledge Center, BINUS Publishing, dan BINUS Research.
Acara hybrid yang diadakan secara online dan offline ini di recreation room @LKC lt. 1, BINUS kampus Anggrek, menghadirkan pakar audit yaitu, Bambang Leo Handoko, S.E., M.M., M.Si., Cert.DA., sebagai pembicara, dan Agustinus Winoto, S.E., M.Ak., Cert.DA. sebagai moderator. Buku yang dibahas yaitu berjudul “Fraud Auditing” interaktif e-book.
Pada awal acara, Dr. Elidjen, S.Kom., MinfoCommTech., CIP, CKM, memberikan kata sambutan, “Kesempatan ini digunakan agar BINUS memiliki buku yang lebih dikenal dan memberikan pandangan baru untuk BINUS dalam membuat sebuah buku”, ujarnya.
Buku Fraud Auditing merupakan panduan komprehensif bagi mahasiswa, praktisi di bidang audit, dan khalayak umum untuk memahami seluk-beluk audit kecurangan. Buku ini membahas pengertian kecurangan, strategi pencegahan, dan teknik pendeteksian kecurangan. Selain itu, buku ini juga mengulas berbagai jenis kecurangan, seperti korupsi, penyalahgunaan aset, dan kecurangan laporan keuangan. Di dalamnya, juga dibahas kecurangan investasi serta aspek hukum pidana dan perdata yang terkait dengan kasus-kasus kecurangan. Buku ini diharapkan menjadi referensi utama dalam mengatasi permasalahan kecurangan di dunia keuangan.
Pada acara ini, Bapak Bambang, sebagai pembicara menyampaikan beberapa poin penting tentang buku Fraud Auditing yang dikemas secara inovatif. “Buku ini dibuat agar bisa menjadi buku yang interaktif dengan para pembaca saat ini,” ujar Pak Bambang. Ia menjelaskan bahwa buku tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur menarik seperti permainan dan teka-teki yang dirancang untuk menghindarkan kebosanan dalam proses membaca.
Pak Bambang juga menambahkan bahwa buku ini terdiri dari 10 bab yang secara mendalam membahas berbagai aspek terkait kecurangan keuangan, termasuk pencegahan dan pendeteksian. “Buku ini memiliki konten yang sudah didengar lebih dari 1000 orang,” lanjut Pak Bambang, menekankan pentingnya konten yang dapat diakses dan dipahami oleh khalayak luas.