Defisit neraca perdagangan Indonesia juga turut memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Penurunan ekspor dan peningkatan impor berkontribusi pada melemahnya Rupiah.
Keunggulan USDT dalam Situasi Ekonomi Tidak Stabil
USDT menawarkan stabilitas karena didukung oleh nilai USD. Ini menjadi sangat berharga dalam situasi di mana harga aset kripto dan nilai tukar Rupiah sangat fluktuatif.
Stablecoin seperti USDT membantu investor mempertahankan nilai aset mereka tanpa harus khawatir tentang volatilitas pasar kripto yang ekstrem.
Selain itu, USDT memiliki likuiditas tinggi di berbagai bursa kripto global. Hal ini memungkinkan konversi cepat USDT to IDR, yang sangat penting dalam situasi pasar yang tidak stabil.
Likuiditas tinggi juga memastikan bahwa pengguna dapat dengan mudah membeli atau menjual USDT sesuai kebutuhan mereka.
USDT memungkinkan transaksi yang cepat dan efisien, yang menjadi keuntungan besar ketika kecepatan sangat dibutuhkan dalam situasi ekonomi yang berubah-ubah.
Transaksi USDT biasanya hanya memerlukan beberapa menit untuk diselesaikan, dibandingkan dengan transaksi fiat yang dapat memakan waktu lebih lama.
Dibandingkan dengan transaksi fiat, biaya transaksi menggunakan USDT relatif lebih rendah.
Hal ini membuat USDT menjadi pilihan menarik untuk pengiriman uang atau pembayaran antar negara. Biaya yang lebih rendah ini membantu mengurangi biaya operasional dan memaksimalkan nilai transaksi bagi pengguna.
Tantangan yang Dihadapi
Fluktuasi nilai USD secara langsung mempengaruhi nilai USDT ketika dikonversi ke IDR, yang berdampak pada daya beli pengguna yang mengandalkan USDT.
Selain itu, regulasi terhadap stablecoin seperti USDT terus berubah, baik di Indonesia maupun secara global, sehingga dapat mempengaruhi adopsi dan penggunaan USDT.
Tether, penerbit USDT, menghadapi tantangan terkait transparansi dan audit cadangan asetnya. Pengguna sering kali meragukan apakah Tether memiliki cadangan yang cukup untuk mendukung semua token yang diterbitkan.
Tampilkan Semua