JAKARTA, CILACAP.INFO – Selama proses persalinan, berbagai komplikasi dapat terjadi, salah satunya adalah kondisi rahim yang terbalik, yang dalam dunia medis dikenal sebagai inversio uteri. Kondisi ini terjadi ketika puncak rahim atau fundus terbalik dan mengarah ke bawah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasi kondisi ini, simak penjelasan lengkap berikut.
Apa Itu Inversio Uteri?
Inversio uteri adalah kondisi di mana rahim terbalik dan bergerak ke bawah menuju leher rahim setelah persalinan normal. Meskipun jarang terjadi, komplikasi ini bisa sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kematian akibat perdarahan dan syok. Selain itu, kondisi ini memerlukan diagnosis dini serta penanganan yang cepat untuk mencegah kematian.
Dalam beberapa kasus, inversio uteri dapat terjadi meskipun tidak ada proses persalinan. Ini bisa disebabkan oleh mioma uteri yang melemahkan dinding rahim, serta penggunaan obat tokolitik seperti nifedipine atau terbutaline.
Apa Saja Penyebabnya?
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inversio uteri meliputi:
1. Tali pusar yang pendek
2. Ketegangan pada tali pusar
3. Penggunaan relaksan otot selama persalinan
4. Rahim yang lemah atau abnormal
5. Plasenta akreta, di mana plasenta tertanam terlalu dalam di dinding rahim
6. Implantasi fundus plasenta, di mana plasenta tertanam di bagian paling atas rahim
7. Menarik tali pusar terlalu keras
8. Retensi plasenta dan perlekatan plasenta abnormal
9. Endometritis kronis
10. Ukuran janin yang sangat besar
11. Penggunaan obat-obatan tertentu
12. Kelainan kongenital rahim
Inversio uteri lebih sering terjadi akibat tekanan pada fundus uteri selama proses persalinan, yang biasanya dilakukan oleh tenaga medis yang kurang berpengalaman.
Gejala Inversio Uteri
Dokter biasanya dapat mendiagnosis kondisi ini dengan mudah. Gejala inversio uteri bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, antara lain:
Tampilkan Semua