JAKARTA, CILACAP.INFO – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak melakukan penanganan darurat infrastruktur pascabencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh. Fokus penanganan antara lain pada pemulihan konektivitas jalan dan jembatan nasional yang terputus, guna memastikan distribusi logistik dan aktivitas warga dapat segera kembali normal.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa seluruh personel teknis di Aceh dalam kondisi siaga penuh. Mereka bekerja siang dan malam untuk memulihkan akses warga yang terisolasi akibat bencana.
“Kami memastikan pemulihan akses utama di Aceh menjadi prioritas. Tim di lapangan bergerak maksimal, termasuk pemasangan jembatan bailey dan pembersihan material longsoran,” ujar Menteri Dody.
Berdasarkan data di lapangan, tercatat sebanyak 477 titik infrastruktur terdampak bencana. Kerusakan didominasi oleh banjir pada tanggul kritis sebanyak 143 titik, longsor di 46 titik, serta banjir akibat tanggul jebol di 36 titik. Kerusakan infrastruktur konektivitas juga teridentifikasi pada 30 ruas jalan nasional dan 15 jembatan nasional.
Kerja keras tim di lapangan mulai membuahkan hasil. Balai dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian PU telah melakukan penanganan darurat dengan progres saat ini mencapai 48,34%. Sejumlah akses vital kini telah dapat dilalui kembali oleh kendaraan, antara lain jalur Banda Aceh–Meureudu, Lhokseumawe–Langsa, serta ruas Kuala Simpang hingga Perbatasan Sumatera Utara. Kendati demikian, Kementerian PU menargetkan pemulihan bertahap untuk jalur yang masih terputus dapat tuntas hingga pertengahan Desember 2025.
Percepatan Pemasangan Jembatan Bailey
Guna mengatasi ruas jalan yang putus, Kementerian PU mempercepat mobilisasi dan pemasangan jembatan rangka baja (bailey) di sejumlah lokasi, antara lain: Teupin Mane, Alue Kulus, Enang-enang, Weihni Rongka, hingga Timang Gajah. Sebagian material jembatan telah tersedia di lokasi, sementara sisanya sedang dalam perjalanan menuju Aceh.
Tampilkan Semua

