KOLTIVA dan Mitra Dukung Sugata Transformasi Rantai Pasok Kakao Berkelanjutan Gender-Carbon

KOLTIVA
KOLTIVA

Untuk mempercepat pelaksanaan di lapangan, Sugata menggandeng KOLTIVA sebagai mitra pelaksana, menghadirkan keahlian dalam penerapan sistem ketertelusuran digital, pelatihan di tingkat petani, serta pengambilan keputusan berbasis data. Melalui lima pilar kegiatan utama — Gender Action Learning System (GALS), Pengelolaan Lahan Percontohan, Pertanian Regeneratif dan Agroforestri, Pengelolaan Limbah Kakao, serta Pemantauan Emisi Gas Rumah Kaca (GHG Monitoring) — kolaborasi ini menanamkan prinsip keberlanjutan di setiap kebun dan setiap keputusan petani.

“Yang kami bangun bersama Sugata, Unilever, dan FCDO di Aceh bukan sekadar proyek, melainkan cetak biru masa depan industri kakao berkelanjutan,” ujar Joe Keen Poon, Executive Chairman of the Board KOLTIVA. “Bagi kami, petani kecil berhak mendapatkan lebih dari sekadar kepatuhan regulasi; mereka berhak atas teknologi, pelatihan, dan kesempatan yang adil untuk berkembang di pasar global. Dengan menghubungkan data lapangan secara real-time, pengambilan keputusan inklusif gender, dan pemantauan karbon dalam satu sistem, kami membuktikan bahwa regenerasi dan profitabilitas dapat berjalan beriringan — bahkan, keduanya adalah satu-satunya jalan ke depan.”

Sejak akhir 2024, Sugata dan KOLTIVA telah mengembangkan kurikulum pelatihan, membangun lahan percontohan, dan melatih pelatih utama untuk mempercepat implementasi di lapangan. Dalam satu tahun pertama, lebih dari 500 petani kakao di 21 desa telah mendapatkan pelatihan melalui KoltiSkills, 10 lahan percontohan regeneratif didirikan dengan pemantauan emisi langsung, serta lima unit biochar dipasang untuk mengubah limbah kakao menjadi kompos, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, 173 lahan telah disurvei untuk pemantauan emisi GHG, sementara lebih dari 100 rumah tangga kini menerapkan pengambilan keputusan inklusif gender melalui pendekatan GALS.

“Sugata menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong perubahan sosial dan lingkungan positif di sektor pertanian,” ujar Jessica Pauline, Country Lead Finance & Business Development Unilever Indonesia. “Perusahaan berdampak seperti Sugata berperan penting dalam menjawab tantangan keberlanjutan global. Melalui TRANSFORM, kami tidak hanya memberikan hibah, tetapi juga memperkuat kolaborasi lintas sektor agar dampak sosial dan lingkungan dapat tumbuh secara berkelanjutan.”

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait