– Schema markup seperti FAQ atau Product
Struktur yang rapi membantu AI memahami hubungan antarbagian kontenmu.
3. Gabungkan GEO Lokal dan Global
Kombinasikan antara optimasi AI dan konteks geografis, misalnya:
“Sebagai agensi digital marketing di Jakarta, kami membantu UMKM Indonesia meningkatkan visibilitas melalui strategi konten berbasis AI.”
Kalimat seperti ini memberi konteks pada mesin AI bahwa bisnis kamu relevan dengan lokasi tertentu dan audiens spesifik.
4. Gunakan Fakta dan Data yang Terverifikasi
AI sangat bergantung pada validitas data.
Jadi, selalu cantumkan sumber tepercaya dan tautan langsung ke referensi aslinya.
5. Fokus pada Konten Berbasis Pertanyaan (AEO – Answer Engine Optimization)
Kunci utama GEO adalah menjawab pertanyaan pengguna dengan jelas.
Gunakan pendekatan who, what, when, where, why, how.
Contoh:
– Apa manfaat strategi konten berbasis AI untuk UMKM?
– Bagaimana cara optimasi GEO untuk bisnis lokal di Indonesia?
6. Bangun Kredibilitas Digital
AI juga menilai reputasi brand. Faktor yang diperhatikan:
– Frekuensi pembaruan konten
– Konsistensi tone dan pesan di seluruh kanal
– Seberapa sering situsmu dikutip atau dibagikan oleh situs lain
Semakin kuat jejak digital-mu, semakin besar peluang kontenmu diambil oleh mesin AI.
7. Optimalkan Konten Visual dan Multimedia
Model AI modern sudah bisa memahami gambar, video, dan audio.
Oleh karena, itu gunakan alt text dan deskripsi media yang informatif, bukan sekadar kata kunci, seperti:
“Infografis strategi GEO untuk bisnis kecil di Indonesia.”
Selain membantu SEO, deskripsi yang kontekstual juga mempermudah AI mengenali isi visualmu.
Kesimpulan
GEO (Generative Engine Optimization) adalah evolusi alami dari SEO — strategi baru agar brand kamu bisa muncul di percakapan AI, bukan sekadar pencarian.
Tampilkan Semua

