Misalnya:
“Halo Pak Budi, saya Santi dari MiiTel. Saya lihat tim sales di perusahaan Anda baru saja bertambah. Apakah Bapak sedang mencari cara agar semua prospek baru tetap ter-follow up dengan efektif?”
Namun, jika Anda melakukan panggilan pada prospek yang belum pernah dihubungi sebelumnya (cold call), Anda dapat mencoba menggunakan Gap Curiosity, yakni teknik membuka percakapan dengan fakta menarik atau pertanyaan provokatif yang memicu rasa penasaran pada prospek Anda.
Misalnya:
“Pak Budi, baru-baru ini ada riset yang menunjukkan sekitar 60% panggilan prospek ternyata tidak sempat di-follow up. Saya penasaran, apakah tim Bapak juga pernah mengalami hal yang sama? Kalau mau, saya bisa berbagi beberapa cara supaya prospek bisa tertangani lebih efektif.”
Baca juga: Contoh Skrip Telesales B2B untuk Tarik Minat Pelanggan
3. Susun Alur Skrip yang Fleksibel
Buatlah skrip telemarketing dengan alur yang fleksibel. Artinya, bukan hanya teks panjang yang harus dibaca kata per kata, melainkan sebagai panduan dengan beberapa jalur percakapan. Tujuannya agar Anda bisa menyesuaikan arah pembicaraan sesuai respon prospek.
Misalnya, jika prospek terlihat tertarik, Anda bisa langsung masuk ke bagian penjelasan detail produk. Jika prospek menolak dengan alasan harga, Anda bisa langsung berpindah ke bagian jawaban keberatan harga. Atau jika prospek sedang sibuk, Anda cukup menggunakan bagian penutup singkat dengan ajakan untuk menjadwalkan ulang.
Dengan alur yang fleksibel ini, percakapan tetap terstruktur, Anda tidak bingung saat menghadapi respon tak terduga, dan prospek merasa diperlakukan lebih personal, bukan sekadar dibacakan skrip standar.
4. Buatlah Skrip yang Conversational
Meskipun membaca skrip, pastikan suara Anda tidak terdengar kaku. Buatlah percakapan Anda lebih mengalir. Pastikan untuk selalu menggunakan smiling voice dan bayangkan bahwa prospek yang Anda ajak bicara benar-benar ada di hadapan Anda.
Tampilkan Semua