Investor Kripto Indonesia Tembus 14 Juta, Literasi Perlu Ditingkatkan

Tokocrypto Gencarkan Program Literasi Aset Kripto ke Komunitas komunitas
Tokocrypto Gencarkan Program Literasi Aset Kripto ke Komunitas komunitas

“Kalau kita ingin kripto menjadi bagian dari sistem keuangan nasional yang sehat dan berkelanjutan, maka literasi harus menjadi prioritas. Kami percaya bahwa inklusi tanpa literasi hanya akan memperbesar risiko. Karena itu, kami di Tokocrypto terus menggencarkan program edukasi ke komunitas, kampus, dan daerah-daerah,” jelasnya.

Kolaborasi Semua Pihak

Lebih lanjut, Calvin menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam membangun ekosistem edukasi kripto yang kuat.

“Membangun ekosistem edukasi kripto yang kuat memerlukan kolaborasi erat antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan. Dengan bersinergi, berbagai pihak dapat bersama-sama mengembangkan program-program pelatihan yang relevan dan mudah diakses, sehingga literasi keuangan digital masyarakat dapat meningkat secara signifikan,” tambahnya.

Hal ini sejalan dengan data terbaru OJK yang menunjukkan pertumbuhan jumlah investor kripto yang signifikan. Hingga April 2025, jumlah pengguna aset kripto di Indonesia mencapai 14,16 juta orang, naik dari 13,71 juta pada Maret. Nilai transaksi kripto pun ikut melonjak, dari Rp 32,45 triliun pada Maret menjadi Rp 35,61 triliun pada April 2025. Saat ini, terdapat 1.444 aset kripto yang terdaftar di OJK.

Meski pertumbuhan ini menjadi bukti meningkatnya inklusi keuangan digital, data SNLIK menyoroti adanya kesenjangan dalam literasi. Segmentasi usia 18–35 tahun memang menunjukkan indeks literasi keuangan yang lebih tinggi (sekitar 73–74%), namun belum ada jaminan bahwa pemahaman terhadap kripto telah menyeluruh, terutama di luar kota besar, di kalangan usia lanjut, serta masyarakat dengan pendidikan rendah.

Beberapa negara di dunia telah mengambil langkah proaktif dalam meningkatkan literasi kripto melalui berbagai inisiatif edukasi yang patut menjadi referensi bagi Indonesia. Singapura, misalnya, melalui universitas-universitas terkemuka seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU), menawarkan kursus-kursus komprehensif terkait blockchain dan kripto. Pemerintah Singapura, melalui Monetary Authority of Singapore (MAS), juga aktif mendukung integrasi teknologi ini dalam sistem pendidikan nasional mereka.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait