Stasiun Tanjung Barat sendiri menunjukkan tren kenaikan jumlah pengguna dari tahun ke tahun. Pada 2023, tercatat 4.282.291 pelanggan. Tahun 2024 meningkat menjadi 5.072.010 gate in dan 4.937.135 gate out. Sementara itu, sepanjang Januari hingga April 2025, volume pengguna telah mencapai 1.697.907 gate in dan 1.662.778 gate out. Data ini memperkuat urgensi pengembangan akses dan fasilitas untuk menunjang pertumbuhan tersebut.
Selain itu, beberapa pengguna memberikan masukan agar gate akses baru dapat diatur dua arah, agar bisa difungsikan untuk tap in dan tap out secara fleksibel. Hal ini dinilai penting untuk efisiensi arus pergerakan pengguna pada jam sibuk.
“Di sisi lain, KAI mencatat adanya gangguan teknis pada escalator yang sempat tidak berfungsi saat jam sibuk. Petugas teknis segera melakukan penanganan di lapangan, dan KAI menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Peningkatan keandalan fasilitas akan menjadi prioritas dalam penyempurnaan tahap selanjutnya,” tukas Anne.
Langkah ini KAI lakukan tidak terlepas dari tren kenaikan jumlah pengguna Commuter Line di lintas Bogor. Sepanjang Januari–April 2025, tercatat 5.791.660 penumpang gate in dan 5.755.172 gate out, menunjukkan konsistensi tingginya permintaan layanan di jalur ini.
“Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 Bogor Line mencatat 17.124.802 gate in dan 17.276.284 gate out, meningkat dari total volume penumpang sebanyak 15.530.705 pada tahun 2023. Kenaikan dua tahun berturut-turut ini mencerminkan tren mobilitas masyarakat yang semakin bergantung pada moda transportasi massal berbasis rel di area ini,” kata Anne.
Penambahan akses baru ini juga memperkuat komitmen KAI dalam menghadirkan konektivitas antarmoda serta meningkatkan distribusi arus penumpang secara lebih merata.
Selama masa uji coba, KAI akan terus melakukan pemantauan operasional serta menghimpun masukan dari para pengguna dan pihak pengelola kawasan. Seluruh temuan di lapangan akan menjadi dasar evaluasi terhadap efektivitas implementasi akses baru ini.
Tampilkan Semua