Praktik Akuakultur Berkelanjutan: Peran Sistem Ketertelusuran, Remote Sensing, dan Kode QR Dalam Meningkatkan Transparansi

Ilustrasi Praktik Akuakultur Berkelanjutan KOLTIVA
Ilustrasi Praktik Akuakultur Berkelanjutan KOLTIVA

4.     Pengurasan Sumber Daya: Permintaan tinggi terhadap spesies tertentu sering kali mendorong praktik yang tidak berkelanjutan. Fokus sering kali bergeser ke hasil jangka pendek daripada mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang.

Optimalisasi Akuakultur dengan Teknologi Ketertelusuran Modern

KOLTIVA berkomitmen untuk mentransformasi industri akuakultur dengan solusi teknologi yang meningkatkan transparansi, keberlanjutan, dan produktivitas. Dengan penerapan sistem ketertelusuran seperti KoltiTrace MIS, perusahaan dapat mengadopsi praktik berkelanjutan yang lebih transparan, melestarikan ekosistem, dan memaksimalkan manfaat ekologis serta ekonomi dari produksi akuakultur.

Kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan akuakultur. Remote Sensing dan kode QR adalah alat penting yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan operasi akuakultur dengan lebih baik.

Remote Sensing

Remote Sensing jauh melibatkan pengumpulan data dari kejauhan menggunakan sensor untuk menyediakan informasi komprehensif tentang berbagai sistem di Bumi. Teknologi ini mendukung pn jakaraengambilan keputusan yang lebih baik dengan memanfaatkan kondisi saat ini dan masa depan bumi kita (Earth Data: N.D). Dalam akuakultur, Remote Sensing memungkinkan pemantauan real-time, melakukan prediksi untuk pertumbuhan ikan, serta deteksi ledakan pertumbuhan alga berbahaya dan ancaman lingkungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan (MDPI: 2023).

Fariz Kukuh HarwindaProduct Portfolio and Engagement Manager KOLTIVA, menyebutkan bahwa fitur Remote Sensing dapat mengintegrasikan berbagai sumber data, termasuk zonasi pesisir pemerintah dan pemetaan plot. “Dengan menggabungkan data dari zonasi pemerintah dan zonasi pesisir ke dalam sistem KoltiTrace MIS, kami dapat menelusuri transaksi, mengidentifikasi asal-usul, profil produsen, dan memastikan kepatuhan dengan zonasi akuakultur pemerintah,” kata Kukuh.

Didi Adisaputro, Head of Geospatial, Climate, and IOT KOLTIVA, menjelaskan bahwa teknologi Remote Sensing dapat memantau laut dan menghitung potensi produksi secara akurat. “Remote Sensing memungkinkan kami untuk memantau kolam dan mendeteksi hilangnya habitat. Teknologi ini juga dapat memantau kondisi di bawah air untuk melihat distribusi terumbu karang dan rumput laut,” tambah Didi.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait