Setelah pembekalan etika, peserta diajak menyimak sesi praktik “How Vibe Coding Works” yang dibawakan oleh Pandu Rijal Pasa, Co-founder vibecoding.id sekaligus IT Instructor AI for Productivity. Dalam sesi ini, peserta diperlihatkan proses pengembangan website melalui pendekatan prompt-to-code, mulai dari penyusunan instruksi hingga evaluasi hasil. Ia menekankan pentingnya menjaga struktur kode agar pemanfaatan AI tidak menghasilkan kode yang sulit dikembangkan. Studi McKinsey mencatat bahwa penerapan AI dengan tata kelola yang baik berpotensi meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak hingga 20–45 persen.
Salah satu peserta, Muh. Ilyas, mahasiswa Universitas Negeri Makassar, mengaku memperoleh pemahaman baru setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya jadi lebih memahami bahwa AI bukan hanya soal kecepatan membuat kode, tetapi juga membutuhkan pemahaman konsep dan etika agar hasilnya tetap berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Aacaranya juga seru, ada open discussion dan kuis yang bikin kita semangat” ujarnya.
Sementara itu, Program Lead Telkom AI Connect, Mizan Lazuardi, menegaskan bahwa edukasi AI perlu dibangun secara seimbang antara aspek teknis dan etika. “Pemanfaatan AI dalam pengembangan teknologi harus sejalan dengan standar kualitas dan tanggung jawab. Melalui AI Connect, kami berkomitmen membekali talenta digital agar mampu mengadopsi AI secara produktif,” katanya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi kuis sebagai bentuk apresiasi kepada peserta. Melalui penyelenggaraan AI Connect, Telkom menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang edukasi dan kolaborasi AI yang relevan dalam mendukung penguatan ekosistem digital nasional.


