“Kedalaman sungai yang sebelumnya sekitar 2meter sekarang tersisa 0,5meter akibat sedimentasi. Karena itu kita lakukan normalisasi agar saat hujan deras, aliran tidak meluap,” ujar Dwi Purwantoro.
Lebih lanjut, Dwi Purwantoro mengungkapkan bahwa Kementerian PU saat ini tengah fokus melakukan penanganan tanggap darurat pada 2 sungai di Kota Sibolga dan 6 sungai di Kabupaten Tapanuli Tengah. Penambahan alat berat dan sumber daya manusia (SDM) akan segera dilakukan mengingat kondisi cuaca yang masih harus diwaspadai.
Di sektor konektivitas jalan dan jembatan, Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar, melaporkan progres signifikan dalam pembersihan material longsor. Dari total 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, dan 38 titik jalan amblas sebagian, sebagian besar telah berhasil ditangani.
“Saat ini sudah tertangani 163 titik longsor, 10 titik jalan putus, 18 titik jalan amblas sebagian, dan 28 titik banjir yang sudah surut,” papar Roy Rizali Anwar.
Fokus pengerjaan kini berada pada ruas prioritas sepanjang 60 km, di mana tersisa 12 km dengan 7 titik kritis yang sedang dikebut pengerjaannya dari dua arah, yakni antara Sibolga dan Tarutung. Kementerian PU juga menyiapkan skema jalur detour, penimbunan darurat, hingga pemasangan jembatan bailey untuk memastikan jalur logistik dan mobilitas warga tidak terputus total.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana, memastikan kebutuhan air bersih bagi pengungsi dan warga terdampak tetap terpenuhi. Kementerian PU telah mendistribusikan sarana air bersih ke lokasi-lokasi pengungsian.
“Kementerian PU telah memasang 13 hidran umum, menyediakan 3 mobil tangki air, dan mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) sementara berkapasitas 0,8 liter per detik,” jelas Dewi.
Selain itu, bahan penjernih air seperti PAC dan kaporit juga disalurkan. Tim Kementerian PU juga melakukan identifikasi kerusakan pada intake dan jaringan pipa transmisi air minum agar dapat segera diperbaiki.
Tampilkan Semua

