Perusahaan ini berakar dari perjalanan pendirinya, Yudhi Isman, yang memulai Orbisflix pada 2018 sebagai layanan streaming dan Video on Demand. Pada fase awal, fokus perusahaan masih berada pada penyediaan konten digital. Namun, dinamika pengguna dan keterbatasan model bisnis membuat Yudhi memahami bahwa layanan tunggal tidak cukup untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang di industri digital.
“Fase itu memberikan gambaran bahwa industri teknologi berkembang lebih cepat daripada produk yang berdiri sendiri,” ujar Yudhi. “Saya melihat perlunya membangun sistem yang saling terhubung agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi.”
Transformasi besar terjadi pada 2022 ketika Orbisflix berevolusi menjadi Orbis Elite. Perusahaan ini menggeser fokusnya dari layanan streaming menjadi platform rekayasa teknologi yang membangun fondasi untuk berbagai layanan digital. Jakarta dipilih sebagai pusat pengembangan, dan dari sana Orbis Elite mulai merancang struktur teknologi yang lebih luas, termasuk perangkat lunak, komunikasi digital, kecerdasan buatan, serta infrastruktur cloud.
Langkah ini mencerminkan tren yang lebih besar di industri: perusahaan teknologi global semakin bergantung pada ekosistem yang saling terhubung untuk menciptakan nilai tambah bagi pengguna dan memperkuat daya saing jangka panjang. Orbis Elite mencoba menerapkan prinsip tersebut sejak awal evolusi perusahaannya.
Salah satu inisiatif kunci adalah CoreX, platform media sosial yang dikembangkan untuk menyediakan ruang interaksi digital yang lebih terstruktur. CoreX didukung oleh teknologi internal yang memfokuskan pada stabilitas cloud, efisiensi multimedia, dan kemampuan integrasi lintas layanan. Perusahaan kemudian memperkenalkan CoreX Messenger, aplikasi komunikasi pribadi yang bekerja sebagai bagian dari ekosistem yang sama.
Tampilkan Semua