Tidak hanya itu, Malik juga berbagi pengalaman bagaimana penerapan AI di GoDentist, sebuah startup teledentistry berbasis AI asal Makassar. Ia memaparkan bagaimana AI membantu mempercepat analisis data, meningkatkan efisiensi operasional, serta menjaga kualitas layanan. Studi kasus ini memberikan gambaran konkret kepada peserta bahwa AI dapat diterapkan secara bertahap, termasuk oleh startup yang masih berada pada tahap awal pengembangan.
Selain membahas peluang, Malik juga menyoroti tantangan yang kerap dihadapi startup dalam mengadopsi AI, seperti keterbatasan data, kesiapan infrastruktur, kebutuhan talenta, hingga aspek biaya dan regulasi. Menurutnya, pemahaman terhadap masalah bisnis menjadi kunci sebelum memilih solusi AI yang tepat, sehingga adopsi teknologi dapat berjalan lebih efektif.
Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi interaktif yang memunculkan beragam pertanyaan seputar langkah awal penerapan AI, pemanfaatan model open-source, hingga strategi membangun produk digital berbasis kecerdasan buatan. Diskusi ini menunjukkan tingginya kebutuhan startup terhadap pemahaman AI yang bersifat praktis dan aplikatif.
Muhammad Imran, Founder Arc Digital, menilai kegiatan ini memberikan perspektif baru bagi pelaku startup. “Materi yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi startup saat ini. Kami jadi lebih memahami bahwa penerapan AI bisa dimulai secara bertahap, menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan bisnis,” ujar Imran.
Melalui kegiatan ini, Telkom kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan program pembelajaran yang relevan dan berdampak nyata. Diharapkan, kegiatan edukasi seperti ini dapat mendorong lahirnya inovasi baru, memperkuat kapasitas digital para pelaku startup, serta membangun ekosistem startup di Indonesia Timur yang lebih kompetitif dan siap menghadapi perkembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan.


