“Pasar kini mulai menilai bahwa risiko perang dagang semakin berkurang, sehingga investor cenderung meninggalkan aset pelindung seperti emas,” tambah Andy. Pandangan ini juga sejalan dengan komentar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, yang menilai bahwa potensi kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok menandakan menurunnya permintaan terhadap aset safe haven.
Meski begitu, tidak semua indikator ekonomi memberi tekanan tambahan. Indeks Dolar AS (DXY) justru melemah tipis 0,07% ke 98,84, dan imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun ke 3,997%. Penurunan imbal hasil riil AS yang biasanya bergerak berlawanan arah dengan emas sempat menahan penurunan harga logam mulia tersebut.
Andy menyarankan agar investor tetap berhati-hati dalam mengambil posisi menjelang keputusan The Fed. Menurutnya, volatilitas harga emas cenderung meningkat pada periode menjelang rilis kebijakan moneter dan berita geopolitik penting. “Selama harga emas belum mampu menembus kembali di atas $4.000 secara konsisten, tekanan bearish masih dominan,” tegasnya.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
Tampilkan Semua

