Salah satu tips sederhana adalah menerapkan aturan 50-30-20:
– 50% untuk kebutuhan pokok,
– 30% untuk keinginan,
– 20% untuk tabungan dan investasi.
Dengan disiplin mengatur pengeluaran, kamu bisa menjaga arus kas tetap sehat tanpa harus mengorbankan gaya hidup.
3. Gaya hidup dan pola konsumsi
Faktor ini sering kali menjadi penentu utama kondisi keuangan seseorang. Gaya hidup yang meningkat seiring kenaikan gaji istilahnya lifestyle inflation adalah hal yang umum. Ketika penghasilan naik, keinginan pun ikut naik.
Contohnya, dulu naik motor sudah cukup, tapi setelah gaji naik, jadi ingin punya mobil. Atau dulu makan di warung terasa oke, sekarang terbiasa nongkrong di kafe mahal. Kenaikan gaya hidup ini sering terjadi tanpa disadari, dan pelan-pelan bisa menggerus tabungan.
Untuk mengontrolnya, penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.Tidak salah menikmati hasil kerja, tapi perlu batasan agar tidak kebablasan.
4. Utang atau cicilan
Utang sebenarnya tidak selalu buruk justru bisa jadi alat bantu finansial yang efektif kalau digunakan dengan benar. Contohnya, cicilan rumah atau kendaraan bisa membantu memiliki aset tanpa harus membayar sekaligus.
Namun, masalah muncul ketika total cicilan terlalu besar hingga mengganggu kebutuhan pokok.Idealnya, total cicilan dari semua pinjaman tidak melebihi 30–35% dari penghasilan bulanan.
5. Kebutuhan darurat dan keadaan tak terduga
Faktor lain yang sering mengguncang kondisi keuangan adalah situasi darurat, misalnya sakit, kehilangan pekerjaan, atau biaya keluarga yang tiba-tiba muncul.
Inilah alasan kenapa dana darurat sangat penting. Idealnya, kamu memiliki dana darurat sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan.Kalau belum tercapai, bisa mulai perlahan, misalnya dengan menabung 5–10% dari penghasilan setiap bulan khusus untuk dana ini.
Tampilkan Semua