Menurut hasil penelitian dari Binus University Jakarta, penggunaan aplikasi kasir (POS) terbukti mampu meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan stok, transaksi, dan laporan keuangan pada bisnis kuliner seperti coffee shop.
Tips singkat: untuk pengelolaan laporan dan transaksi yang terorganisir gunakan POS Tantri di tantri.id
3. Pelayanan Lambat Meski Kualitas Makanan Bagus
Dalam studi yang diterbitkan oleh Jurnal Sustainability tahun 2025, disebutkan bahwa penggunaan QR menu secara signifikan meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi pelayanan, dan persepsi modernitas bisnis. QR menu juga mengurangi kebutuhan mencetak ulang menu setiap kali ada perubahan harga atau produk. Selain itu, pelanggan merasa lebih nyaman karena tidak perlu bersentuhan langsung dengan benda fisik, sebuah nilai tambah sejak pandemi.
Tempel QR code di tiap meja untuk pemesanan langsung agar pelayanan lebih cepat, higienis, dan praktis. Gunakan QR menu dinamis supaya kamu bisa update menu atau harga tanpa cetak ulang, serta pastikan desain menu digital mudah dipahami dengan foto makanan, deskripsi, dan harga yang jelas.Tips singkat: gunakan QR Menu yang terintegrasi dengan POS seprti tantri.id
4. Idealisme Tinggi tapi Kurang Inovasi
Masih dari jurnal Sustainability 2025, inovasi dalam model bisnis dan proses operasional terbukti menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan UMKM kuliner. Pemilik bisnis harus aktif mengevaluasi menu, strategi pemasaran, serta saluran distribusi secara berkala.
Memanfaatkan diskusi komunitas bisnis, benchmarking pesaing, serta eksplorasi ide-ide kreatif melalui kolaborasi dengan mitra usaha atau pakar kuliner bisa membuka wawasan baru tanpa harus bergantung sepenuhnya pada teknologi canggih. Pendekatan ini mendorong budaya inovasi yang berkelanjutan sekaligus menjaga relevansi bisnis di tengah perubahan konsumen dan persaingan yang dinamis.
5. Standarisasi Operasional dan SOP yang Kurang Ketat
publikasi jurnal Why Restaurants Fail 2005 oleh Cornell University menyatakan penerapan SOP (Standard Operating Procedure) yang ketat menjadi fondasi utama agar bisnis kuliner dapat berjalan efisien dan konsisten. Bisnis yang mengabaikan ketatnya pengawasan dalam SOP operasional sering menghadapi risiko kesalahan berulang, inkonsistensi kualitas layanan, dan kurangnya respons cepat terhadap kendala di lapangan.
Tampilkan Semua