JAKARTA, CILACAP.INFO – Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, terus konsisten dalam mengoptimalkan peran mineral strategis nasional demi mendorong tumbuhnya industri strategis baterai kendaraan listrik (EV).
Sebagai pengelola cadangan mineral strategis nasional, MIND ID memiliki mandat untuk memastikan peningkatan nilai manfaat dari sumber daya alam guna memperkuat kedaulatan industri dan mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, menyampaikan bahwa Indonesia berada dalam posisi geopolitik dan geostrategis yang sangat kuat.
Dengan kekayaan mineral seperti nikel, tembaga, karbon, dan aluminium, Indonesia memiliki seluruh komponen utama penyusun baterai kendaraan listrik.
Proyeksi global menunjukkan bahwa lebih dari 59 persen penjualan mobil pada 2035 akan didominasi oleh kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV).
“Di tengah arus besar transformasi global, sumber daya bukan lagi sekadar bahan baku melainkan kekuatan strategis. Melalui MIND ID, Indonesia tidak hanya mengolah potensi, tetapi mengukir posisi. Hilirisasi menjadi fondasi kedaulatan industri, membuka lintasan strategis, memperkuat presensi global, dan meningkatkan daya saing bangsa,” katanya dalam International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025).
Sebagai bentuk komitmen konkret, MIND ID bersama Anggotanya yakni ANTAM, IBC dan mitra global strategis seperti CBL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) membangun rantai nilai nikel secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Proyek strategis ini terpusat di Halmahera Timur dan Karawang, Jawa Barat, yang disiapkan menjadi motor utama pengembangan industri baterai EV nasional.
Di sisi hulu, ANTAM mengembangkan kegiatan penambangan nikel dengan kapasitas 10 juta ton ore per tahun. Untuk midstream, proyek HPAL (High Pressure Acid Leaching) di Halmahera Timur ditargetkan memproduksi 55 ribu ton MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) per tahun, serta fasilitas RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) yang memiliki kapasitas 88 ribu ton nikel per tahun.