Bersama Petani Lokal Memulihkan Lahan Rusak Jadi Sumber Kehidupan

Bersama Petani Lokal Memulihkan Lahan Rusak Jadi Sumber Kehidupan
Bersama Petani Lokal Memulihkan Lahan Rusak Jadi Sumber Kehidupan

KARAWANG, CILACAP.INFOTidak semua orang memilih jalan yang mudah. Ada yang tetap percaya pada kekuatan satu bibit kecil, meski berkali-kali dihantam gelombang pasang, kehilangan, dan disebut sia-sia.

Di pesisir Dusun Tangkolak, Kabupaten Karawang, dua sosok sederhana bernama Dayanto dan Slamet Abadi menjadi bagian dari cerita yang membuktikan bahwa menjaga alam bukan hanya tentang masa kini, tetapi tentang warisan yang ingin mereka tinggalkan untuk masa depan.

Tahun 2020 menjadi momen menyedihkan bagi Tangkolak. Gelombang besar menerjang kawasan ini dan merusak destinasi wisata pantai mangrove yang dulunya menjadi kebanggaan warga. Lebih dari 100 ribu pohon mangrove musnah.

Sekitar 1,2 kilometer garis pantai rusak parah, dan lima hektare hutan mangrove tenggelam. Padahal, dulu kawasan ini hijau dan penuh tambak.

“Saya teringat dulu Tangkolak ini hutan mangrove-nya luas, tambaknya juga enggak sedikit. Sekarang tinggal beberapa, dan hutan mangrovenya itu tipis,” kenang Dayanto, warga asli yang kini mendedikasikan hidupnya untuk memulihkan kawasan tersebut.

Dulunya, Dayanto bukanlah penjaga alam. Ia justru sempat menjadi perusak, menyelam dengan kompresor dan mengambil terumbu karang serta ikan hias dari laut. Ia mengakui bahwa awalnya, peringatan tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati tidak ia gubris.

Sampai pada satu titik, ia berpikir jauh ke depan, bahwa jika terus merusak, anak cucunya kelak tidak akan mewarisi laut yang sama. Kesadaran itu mengubah arah hidupnya. Sejak 2014, ia mulai menanam mangrove bersama Kelompok Kreasi Alam Bahari. Dari pembibitan, penyulaman, hingga membersihkan sampah saat musim rob datang, ia lakukan tanpa pamrih. Tujuannya hanya satu: menyelamatkan kampung halamannya dari abrasi.

Dayanto dan kelompoknya kini memusatkan perhatian pada penanaman tiga jenis bibit mangrove: bakau, api-api lanang, dan api-api wadon. Ketiganya ditanam untuk membentuk sabuk hijau alami yang bisa melindungi garis pantai dari kerusakan lebih lanjut. Tapi perjuangan ini tentu tidak bisa dilakukan sendiri.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait