Asisten Deputi Kementerian BUMN, Faturohman, menegaskan peran strategis PalmCo dalam ekosistem PTPN. “Dengan luasan yang dikelola saat ini, PalmCo telah menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia. Ini menunjukkan bahwa transformasi yang dijalankan oleh Holding telah berada di jalur yang tepat,” ujarnya.
Komitmen Holding dalam mendorong modernisasi operasional turut disorot oleh para anggota Komisi VI DPR RI. Ketua Tim Kunjungan, Prof. Nurdin Halid, menekankan bahwa industri sawit sangat strategis karena menyerap sekitar 16,5 juta tenaga kerja dan menyumbang signifikan terhadap penerimaan negara.
“Produksi CPO nasional kini telah mencapai 48,16 juta ton, naik 3,8 persen dibanding tahun lalu. Transformasi yang dilakukan PTPN IV PalmCo patut dikawal untuk memperkuat posisi sawit nasional dalam menghadapi tantangan global,” tegas Nurdin.
Apresiasi juga datang dari Anggota Komisi VI DPR RI Drs. H. Mulyadi, M.M.A., yang menilai bahwa digitalisasi yang diterapkan oleh PalmCo menjadi model yang dapat mendorong kemandirian energi dan pangan nasional.
“Kami menyaksikan bagaimana transformasi digital menjadi kekuatan baru. Ini adalah langkah nyata menuju smart plantation yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ungkapnya.
Salah satu inovasi unggulan yang mendapat sorotan adalah platform PalmCo Business Cockpit dan sistem AgroView, yang memanfaatkan citra satelit dan drone untuk memantau kesehatan tanaman secara real time. Anggota Komisi VI DPR RI Firnando H. Ganinduto, B.A., memuji penggunaan teknologi tersebut sebagai langkah menuju transparansi dan efisiensi. “Sistem ini membuat proses pemantauan kebun lebih presisi dan akuntabel, bahkan dari jarak jauh,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa memaparkan bahwa digitalisasi menjadi strategi utama dalam proses transformasi. Ia menyampaikan bahwa saat ini produktivitas CPO PalmCo mencapai 4,6 ton per hektare, angka yang jauh di atas rata-rata industri.
Tampilkan Semua