JAKARTA, CILACAP.INFO – Di tengah tekanan efisiensi yang dihadapi berbagai sektor usaha, platform freelancer Sribu mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 38% pada kuartal kedua 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Kenaikan ini memperlihatkan pergeseran preferensi perusahaan terhadap model kerja berbasis proyek yang fleksibel, cepat, dan hemat biaya.
Menurut Ryan Gondokusumo, CEO Sribu, lonjakan ini didorong oleh peningkatan permintaan pada beberapa kategori layanan utama.
“Kategori pemasaran dan periklanan tumbuh sebesar 59%, video dan audio naik 54%, serta konsultasi meningkat 32%,” jelas Ryan. “Kami melihat perubahan perilaku pasar yang signifikan. Klien kini lebih memilih pendekatan yang agile. Mereka ingin cepat, tepat, dan efisien. Platform kami menjawab kebutuhan itu.”
Selain dari sisi permintaan, jumlah freelancer aktif di Sribu juga meningkat sebesar 8%, menjadi 113.668 tenaga profesional. Lonjakan ini memperlihatkan bahwa sistem kerja fleksibel bukan lagi tren sesaat, tetapi telah menjadi pilihan karier yang makin diminati. Hal ini sekaligus memperluas pasokan tenaga kerja digital yang siap mendukung berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia.
Digitalisasi UMKM Dorong Permintaan Freelancer
Tren efisiensi yang didorong oleh Sribu juga sejalan dengan transformasi digital yang tengah berlangsung di sektor UMKM. Berdasarkan studi INDEF (2024), sebanyak 87,5% UMKM yang beralih ke kanal digital mengalami kenaikan omzet, dengan 66,3% di antaranya mencatat peningkatan hingga 50% per tahun.
Sementara itu, survei dari jurnal Identik (2024) menemukan bahwa 58% UMKM berhasil menurunkan biaya operasional hampir 25% setelah mengadopsi sistem digital dalam operasional mereka.
Salah satu pelaku usaha yang merasakan langsung manfaat ini adalah Hendy Setiono, pendiri Kebab Baba Rafi, yang telah menggunakan Sribu sejak 2012.
Tampilkan Semua