Di tengah meningkatnya urgensi ini, PetaBencana.id meluncurkan Peta Gotong Royong, platform baru dengan dukungan AI yang dirancang untuk mendukung penyaluran bantuan bencana antar-warga, memberdayakan aksi di tingkat lokal, dan memenuhi kebutuhan di saat kritis dalam respons kemanusiaan. Dibangun di atas fondasi tepercaya PetaBencana.id — platform pemetaan bencana real-time terbesar di Asia Tenggara, yang aktif sejak 2017 — Peta Gotong Royong memperluas komitmen selama satu dekade untuk memperkuat ketahanan masyarakat melalui teknologi yang terbuka dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.
Inisiatif ini hadir di tengah tantangan besar dalam dunia sains iklim global, di mana proses penyusunan Laporan Penilaian Ketujuh (AR7) oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengalami penundaan signifikan. Keterlambatan ini menimbulkan kekhawatiran atas ketersediaan data iklim yang tepat waktu, yang dibutuhkan untuk mendukung proses pengambilan kebijakan secara responsif dan berbasis bukti .
“Masyarakat harus diperlengkapi sumberdaya yang tepat untuk bertindak ketika bencana terjadi,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Peta Gotong Royong dibangun di atas tradisi gotong royong yang kuat di kawasan ini dengan menyediakan perangkat digital yang sesuai dengan tantangan abad ke-21.”
Penelitian telah menunjukkan bahwa pada jam-jam dan hari-hari kritis setelah bencana, tindakan yang paling menyelamatkan jiwa dan bantuan langsung datang dari mereka yang sudah berada di lapangan. Namun, sistem tanggap bencana formal seringkali kesulitan untuk mengintegrasikan dan mendukung gotong royong akar rumput secara efektif. Selama bencana, platform media sosial sering kali menjadi pusat penting untuk koordinasi dan berbagi informasi — tetapi banyaknya unggahan dapat dengan cepat menjadi sangat banyak, sehingga sulit untuk memverifikasi kebutuhan, memprioritaskan tanggapan, dan memastikan bahwa bantuan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya. Peta Gotong Royong menanggapi tantangan ini dengan menyediakan platform gratis dan terbuka tempat siapapun dapat melaporkan kebutuhan mendesak, menawarkan bantuan, dan mendapatkan bantuan secara langsung — semuanya menggunakan alat yang sudah dikenal seperti WhatsApp dan media sosial lain seperti Telegram dan Facebook Messenger. Platform ini dirancang untuk memanfaatkan kekuatan media sosial—tempat sebagian besar koordinasi respons bencana telah terjadi—dan menyalurkannya ke dalam sistem yang terorganisasi, terstruktur, dan dapat ditindaklanjuti yang dapat digunakan oleh masyarakat dan relawan.
Tampilkan Semua