Kita nggak lagi cuma duduk manis depan laptop saat butuh informasi.
Saat nyetir, masak, atau bahkan jalan santai—orang bisa bicara ke ponsel untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Di sinilah pentingnya voice search marketing:
– Lebih praktis bagi pengguna mobile
– Lebih akurat berkat perkembangan AI pada asisten virtual
– Lebih efektif untuk pencarian lokal (seperti “tempat makan enak dekat sini”)
Perbedaan Voice Search dan SEO Tradisional
Strategi voice search ini bukanlah pengganti SEO, tapi perluasan dari praktik SEO yang sudah ada.
Beberapa prinsip yang harus diterapkan antara lain:
– Gunakan gaya bahasa percakapan.
Hindari kalimat yang terlalu teknis atau kaku. Tulis seperti kamu sedang berbicara langsung dengan pelanggan.
– Optimalkan konten berbasis pertanyaan.
Buatlah halaman yang menjawab “apa”, “siapa”, “di mana”, “kenapa”, dan “bagaimana”. Gunakan struktur tanya jawab.
– Fokus pada jawaban singkat dan jelas.
Asisten suara cenderung akan membacakan satu jawaban utama. Jadi, buat jawaban yang padat, tidak bertele-tele, dan langsung ke inti informasi.
– Perkuat local presence.
Pastikan profil Google Bisnis kamu sudah terupdate, lengkap dengan jam buka, alamat, ulasan pelanggan, dan foto-foto aktual.
Contoh di Dunia Nyata
Misalnya kamu memiliki kedai kopi di kawasan Cihampelas, Bandung.
Jika sebelumnya deskripsi profil bisnis di sosial media hanya berisi:
“Kedai kopi dengan pilihan kopi Arabika terbaik dan tempat nyaman untuk nongkrong.”
Untuk optimasi voice search, kamu bisa ubah menjadi:
“Lagi cari kedai kopi cozy dekat Cihampelas? Kami buka dari jam 7 pagi sampai 10 malam, hanya lima menit dari Ciwalk.”
Dengan kalimat semacam ini, kamu tidak hanya akan menargetkan kata kunci lokasi, tapi juga memperjelas nilai dan informasi yang sering dicari lewat pencarian suara.
Bagi pelaku UMKM atau bisnis lokal yang tidak memiliki sumber daya internal untuk mengelola strategi ini, kamu bisa memanfaatkan jasa digital marketing di Sribu.com!
Tampilkan Semua