“Teknologi telah menjadi elemen kunci dalam industri transportasi. Melalui digitalisasi, KAI dapat menghadirkan layanan yang lebih cepat, akurat, dan nyaman bagi pelanggan,” tambahnya.
Sebagai perusahaan transportasi yang peduli terhadap lingkungan, KAI berkomitmen mengurangi emisi karbon melalui berbagai inisiatif, seperti penerapan Biodiesel B35, penggunaan lokomotif listrik, pemasangan panel surya, serta integrasi sistem transportasi publik yang lebih efisien.
Selain itu, KAI telah mencantumkan informasi Carbon Footprint pada tiket penumpang dan aplikasi Access by KAI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan mereka.
Dalam menghadapi era digital, KAI mengedepankan strategi pemasaran berbasis pengalaman pelanggan (customer experience), dengan inovasi layanan yang lebih personal dan interaktif. Salah satu inovasi yang sukses diterapkan adalah peluncuran Kereta Panoramic, yang menawarkan pengalaman perjalanan unik dengan jendela besar untuk menikmati panorama sepanjang perjalanan.
“KAI terus melakukan uji coba dan eksperimen terhadap layanan baru untuk memastikan layanan tersebut relevan dengan kebutuhan pelanggan. Dengan pendekatan ini, kami dapat terus menghadirkan inovasi yang berkelanjutan,” jelas Didiek.
Dalam sesi diskusi, mahasiswa FEB UI menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait tantangan dan prospek industri transportasi di masa depan. Didiek menegaskan bahwa masa depan transportasi akan semakin mengarah pada integrasi teknologi, keberlanjutan, serta peningkatan konektivitas antarmoda.
“KAI akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren global, termasuk dalam pengembangan transportasi berbasis energi terbarukan serta peningkatan efisiensi operasional melalui digitalisasi,” tutup Didiek.
Tampilkan Semua