Di abad ke-14, Prabu Brawijaya V melakukan sebuah perjalanan spiritual ke kawasan Gunungkidul. Beberapa wilayah di kabupaten ini bahkan dipercaya sebagai tempat petilasan sakral dari Prabu Brawijava V, sehingga sangat dijaga kesuciannya oleh masyarakat hingga saat ini.
Jelajah Abad Samudera di Gunungkidul, Yogyakarta
Langkah awal dari Jelajah Abad Samudera dalam Gateway of Java dimulai dengan mengunjungi tujuh pantai di garis Samudera Hindia seperti Pantai Widodaren, Ngrawah, Bopeso, Torohudan, Ngrenehan, Ngobaran, dan Nguyahan.
Ketujuh pantai tersebut merupakan sebuah kepingan kecil bahwa Yogyakarta memiliki sebuah potensi besar untuk diperkenalkan pada dunia. Selain menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik, hamparan laut selatan Yogyakarta tersebut juga menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar warganya.
Melaut menjadi sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Kanigoro dan juga sebagian besar masyarakat Gunungkidul lainnya. Ada sebuah keyakinan besar bahwa melaut adalah cara mereka untuk menjaga “Pintu Gerbang Selatan” untuk selalu memberikan berkat sekaligus perlindungan.
Sepanjang ekspedisi Jelajah Abad Samudera, Anda akan merasakan langsung bagaimana keberagaman, keselarasan, dan keharmonisan masyarakat dengan alam menemukan titik seimbangnya.
Harmoni “Gateway of Java” di Royal Ambarrukmo Yogyakarta
Gateway of Java juga menjadi sebuah pintu yang membuka seluk beluk kebudayaan Jawa beserta nilai-nilai keasliannya di Yogyakarta. Sejalan dengan hal tersebut, Royal Ambarrukmo Yogyakarta pun menghadirkan sebuah pengalaman baru bagi Anda agar bisa menjelajahi permata tersembunyi di kota ini.
Berbicara tentang Royal Ambarrukmo, hotel berbintang lima ini menjadi salah satu bagian dari sejarah masa lampau yang penuh kejayaan di Yogyakarta. Berdiri megah di dalam kawasan Kedhaton Ambarrukmo, dulunya area hotel digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Keraton Yogyakarta di abad ke-18 pada era pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII.
Tampilkan Semua