Rekomendasi Kepada Pemerintah Indonesia untuk Penanggulangan HIV dan AIDS: Mengamankan Komitmen Menuju Indonesia Bebas AIDS Tahun 2030

Dokumentasi (Sumber: Indonesia AIDS Coalition0
Dokumentasi (Sumber: Indonesia AIDS Coalition0

”Kolaborasi dan mobilisasi adalah kunci untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030. Berhasil atau tidaknya hal tersebut bergantung pada upaya terkoordinir dari semua pemangku kepentingan di semua sektor dalam masyarakat. Tidak terkecuali ODHIV dan komunitas terdampak,” tambah Aditya, di Jakarta (05/12).

2. Peningkatan Alokasi Anggaran untuk Penanggulangan HIV

Mengacu kepada data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, pendanaan donor masih menyumbang 32.3% dari total anggaran penanggulangan HIV di Indonesia. Mengingat tren penurunan alokasi anggaran dari donor sering dengan suramnya kondisi ekonomi dunia dan meningkatnya status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah-atas, diperlukan langkah-langkah untuk menjamin keberlanjutan pendanaan.

Salah satunya adalah mobilisasi dana domestik dengan meningkatkan porsi kontribusi dana domestik bagi program penanggulangan HIV nasional. Untuk itu, diperlukan komitmen pendanaan dari pemerintah pusat dan daerah, juga keterlibatan sektor swasta dalam mendukung program pencegahan, pengobatan, dan dukungan sosial termasuk program berbasis komunitas.

”Penting bagi kita untuk meningkatkan capaian program dan melihat beyond 2030. Berdasarkan skenario Fast Track dengan 178 Distrik Prioritas dari laporan HIV Investment Case Analysis (ICA) tahun 2024, Indonesia membutuhkan pendanaan sebesar 39.6 triliun untuk jangka waktu 8 tahun, atau 4.9 triliun per tahun. Untuk itu, diperlukan tambahan anggaran sebesar 117% dari baseline,” ujar Aditya, di Jakarta (05/12).

3. Ekspansi Alat Screening dan Adopsi Cepat ARV Generasi Baru

Teknologi kesehatan generasi baru adalah salah satu kunci demi Mengakhiri AIDS pada tahun 2030. Hal ini mencakup tidak hanya ARV generasi baru, tetapi juga alat tes mandiri HIV (self-testing kit/HIV-ST). Penggunaan alat tes mandiri ini direkomendasikan oleh WHO tidak hanya untuk populasi kunci, tetapi juga kelompok rentan. Indonesia harus menyediakan berbagai jenis alat tes – baik oral maupun blood-based – secara masif demi mendorong deteksi dini kasus.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait