Dalam kuliah umum, Otto Scharmer memaparkan tiga transformasi kunci dalam pendekatan Teori U: 1) Dari berpikir silo ke berpikir sistemik: Menghubungkan upaya-upaya terpisah menjadi pendekatan yang lebih sistemik; 2) Dari “saya” ke “kita”: Membangun kesadaran kolektif untuk bertindak sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar; 3) Dari reaktif ke ko-kreatif: Beralih dari sekadar merespons masalah menjadi menciptakan solusi secara kolaboratif.
Otto menekankan bahwa untuk mencapai tujuan seperti penyembuhan sosial dan regenerasi, diperlukan penumbuhan tanah atau ladang sosial yang subur, yakni kualitas hubungan yang mendalam dan bermakna. Ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur pembelajaran dan kepemimpinan dengan menyelaraskan perhatian (attention), niat (intention), dan keberdayaan (agency) baik secara individu maupun kolektif.
Dalam pernyataan penutupnya, Otto mengingatkan pentingnya menghadapi tantangan dengan kerendahan hati, ketenangan, dan keseimbangan batin, bahkan di tengah ketidakpastian. “Inilah saatnya tanah atau ladang sosial—pondasi hubungan yang telah kita bangun—benar-benar memberikan dampak,” ujarnya. Otto juga menekankan nilai hidup sepenuhnya dan menciptakan dampak yang berarti. “Hidup itu terbatas, tetapi menawarkan kemungkinan tak terbatas. Kini saatnya hadir dan membuat perubahan,” tutupnya dengan rasa syukur atas komunitas dan perjalanan bersama yang telah dilaluinya.
Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta ini juga turut menyaksikan peluncuran buku “Intisari Teori U” yang merupakan terjemahan dari karya asli Otto Scharmer. Harapannya, buku ini dapat menjadi panduan bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Teori U sekaligus menjadi inspirasi bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Acara kemudian ditutup dengan sesi penandatanganan buku oleh Otto Scharmer.
Turut hadir dalam acara ini sejumlah tokoh, antara lain Lestari Moerdijat (Wakil Ketua MPR RI), Mari Elka Pangestu (Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional), Alissa Wahid (Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian), Suyoto (Wakil Presiden UID, Mantan Bupati Bojonegoro periode 2008-2018), dan Father Marcin Schmidt, utusan khusus Paus Fransiskus dari Vatikan sekaligus Sekretaris Jenderal 5P (Peace, Prosperity, People, Planet, Partnership) Global Movement.
Tampilkan Semua