Mengacu Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara pada Agustus 2024 mencapai 616.641 orang atau meningkat 18,10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar 522.141 kunjungan. Secara akumulatif, jumlah turis asing pada Januari-Agustus 2024 sudah mencapai 4.155.540 orang. Jumlah tersebut naik 21,55% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang sebesar 3.418.667 orang.
Seiring meningkatnya sektor pariwisata di Bali, tingkat hunian di Pulau Dewata rata-rata mencapai 70%-80%. Ida Bagus Purwa mengingatkan pentingnya kesepahaman tentang keamanan dan kenyamanan bagi para pemangku usaha. Upaya-upaya yang dapat dilakukan seperti menciptakan lingkungan di mana setiap wisatawan merasa aman dan disambut dengan hangat, penyediaan infrastruktur memadai, layanan yang ramah dan profesional, menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan, dan menghindari kepadatan serta polusi yang dilakukan wisatawan agar tetap dapat menikmati Bali tanpa gangguan.
“Dengan semakin banyaknya wisatawan, muncul berbagai karakter dan kebiasaan, termasuk perilaku merokok yang dapat menyebabkan polusi udara sehingga mengganggu kenyamanan lainnya, baik di tempat umum maupun di sekitar hotel. Salah satu inovasi yang dapat diimplementasikan pelaku perhotelan di Bali adalah bisa menerapkan area untuk menggunakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, sehingga diharapkan dapat tetap ramah terhadap wisatawan,” ucap Ida Bagus Purwa.
Pendekatan Pengurangan Bahaya Tembakau
Guru Besar FKG UNPAD, Prof. Amaliya, menjelaskan pengurangan bahaya tembakau merupakan pendekatan kesehatan publik untuk mengurangi risiko kesehatan dan sosial dari kegiatan maupun penggunaan zat tertentu. Salah satu implementasi dari konsep ini dengan memanfaatkan rokok elektronik. Produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada nikotin cair atau tembakau sehingga menghasilkan uap atau aerosol, dan tidak menghasilkan asap seperti rokok. Berkat penerapan sistem pemanasan, potensi risiko kesehatan turun 90% dibandingkan dengan rokok. Sejumlah negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Selandia Baru sudah mendukung penggunaan rokok elektronik maupun produk tembakau alternatif lainnya seperti kantong nikotin.
Tampilkan Semua