PT. “K” Line (Indonesia) Lakukan Kegiatan CSR “Green Growth” untuk Membangun Ekosistem Hijau di Indonesia

Kegiatan CSR “Green Growth”
Kegiatan CSR “Green Growth”

Keberadaan hutan mangrove di PIK menjadi kawasan ekowisata yang menjadi daya tarik masyarakat lokal maupun internasional. Upaya PT. “K” Line (Indonesia) melalui penanaman mangrove juga membantu masyarakat dengan menjaga kawasan ekowisata yang menjadi daya tarik wisata berbasis alam di sekitaran kota Jakarta.

Kegiatan penanaman ini turut dihadiri oleh Presiden Direktur  dari PT. “K” Line (Indonesia) Mr. Koji Nishikawa, juga dihadiri oleh para Direktur dan karyawan PT. “K” Line (Indonesia), serta  tim LindungiHutan.

Presiden Direktur  PT. “K” Line (Indonesia), Mr. Koji Nishikawa, menyatakan antusiasme dalam kolaborasi ini sebagai langkah penting dalam tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan simbol dedikasi perusahaan dalam mendukung konservasi lingkungan.

LindungiHutan juga melibatkan Kelompok Tani Hutan Flora Mangrove, yang diketuai oleh Ujang Kustiawan. Kelompok tani dilibatkan dalam proses penanaman mulai dari penyiapan ratusan bibit mangrove, penanaman, hingga proses penyulaman dan pemantauan bibit mangrove yang telah ditanam.

Dengan kolaborasi yang terjalin, LindungiHutan berkomitmen tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memberdayakan mitra petani guna meningkatkan kualitas program CSR dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar 23%.

Ujang Kustiawan mengapresiasi kegiatan penanaman bibit mangrove PT “K” Line Indonesia membuktikan bahwa masih ada perusahaan yang peduli pada lingkungan sekitarnya.

Kontribusi untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Kepedulian terhadap lingkungan terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi salah satu komitmen PT. “K” Line (Indonesia). Terhitung, luasan mangrove yang ditanam sebesar 301 meter persegi diestimasikan menyerap emisi karbon sebesar 19 kg CO2eq. Jumlah serapan karbon ini dapat bertambah seiring waktu.

Mangrove dikenal memiliki kemampuan dalam menyerap emisi karbon. Karbon organik tanah yang disimpan di hutan mangrove lebih banyak sebesar 1700 ton CO2eq, dibanding di hutan tropis  sebesar  200 ton CO2eq. Hal ini menandakan bahwa ekosistem mangrove berperan penting dalam menyerap emisi karbon. Oleh karena itu, hutan mangrove patut dijaga kelestariannya dari ancaman alih fungsi lahan yang dilakukan oleh manusia.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait