JAKARTA, CILACAP.INFO – Bank DBS Indonesia memulai perjalanan eksplorasi dan perayaan Tahun Naga Kayu yang penuh kebahagiaan dan kemakmuran dengan menggelar acara bertajuk “Bank DBS Indonesia Spring Festival 2024: Wood Dragon Wonders” di Jakarta.
Di dalam acara ini, para pakar membagikan wawasan terkini tentang prospek finansial, bisnis, dan investasi pada pasar Indonesia serta analisis Feng Shui di Tahun Naga Kayu. Acara ini turut dihadiri oleh Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, Head of Consumer Banking PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom, dan Pakar Feng Shui, Feng Shui Consulting Indonesia Angelina Fang.
Acara tahunan ini diselenggarakan pula di Medan, Bandung, Surabaya, dan Semarang pada 16-22 Februari 2024 bersama nasabah DBS Treasures dan DBS Treasures Private Client sebagai bagian dari strategi manajemen kekayaan yang terkurasi.
Momentum Tahun Baru Imlek diiringi dengan berbagai kondisi yang memengaruhi dinamika pasar seperti konflik geopolitik, pergerakan inflasi, serta suku bunga bank sentral. Sementara di Indonesia, situasi pasar secara fundamental tetap kuat seiring hadirnya masa pasca pemilu.
Menanggapi hal tersebut, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk mengurai kompleksitas pasar dan mengomunikasikan insight secara proaktif, salah satunya melalui acara tahunan Spring Festival. Acara ini ditujukan untuk nasabah affluent dan High Net Worth Individuals (HNWI) perbankan prioritas (DBS Treasures) dan private banking (DBS Treasures Private Client).
Diharapkan dengan adanya solusi dan dukungan yang dipersonalisasi di waktu yang tepat, nasabah dapat mengambil peluang kapan saja dan di mana saja.
Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong mengatakan, “Merupakan kesempatan yang tak ternilai bagi kami untuk memperkuat ikatan antara Bank DBS Indonesia dengan nasabah. Kami melihat kebutuhan nasabah akan mitra yang selalu dapat diandalkan untuk menghadapi setiap perkembangan pasar dan mengambil keputusan finansial yang tepat.” katanya.
“Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia senantiasa mengeksplorasi strategi investasi yang relevan serta menavigasi lanskap keuangan guna mendukung nasabah dalam perjalanan menuju kemakmuran. Seluruh upaya ini kami lakukan agar nasabah dapat ‘Live more, Bank less’.” Tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Bank DBS Indonesia menggandeng Pakar Feng Shui, Feng Shui Consulting Indonesia Angelina Fang untuk menyelam ke dalam prinsip-prinsip harmonis Feng Shui. Menurutnya, Tahun Naga Kayu merupakan tahun yang keras kepala, sensitif, pemberani, dan penuh dengan rasa ingin tahu.
Meskipun tahun ini menghadirkan potensi persaingan yang sengit, pengusaha dan pelaku industri diharapkan dapat mencapai rekor baru dan pertumbuhan yang luar biasa. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap yang lebih luwes dan ramah dalam mencapai kemajuan yang ambisius ini.
Angelina Fang juga menggarisbawahi beberapa bisnis yang memiliki potensi besar seperti industri berelemen Logam seperti manufaktur, komoditas, telekomunikasi, otomotif, fintech, dan kecantikan.
Sebelumnya, DBS Chief Investment Officer dan DBS Group telah membagikan proyeksi terkait pertumbuhan industri teknologi, kebutuhan sekunder, dan barang mewah (luxury) yang dipandang mampu memperkuat portfolio.
Hal ini beriringan dengan meningkatnya aktivitas yang terkait erat dengan pembangunan infrastruktur dan digitalisasi. Lebih dari itu, inflasi di Indonesia pun saat ini tergolong aman dan akan tetap stabil sepanjang tahun 2024, yakni sebesar 2,8%.
Menyadari bahwa setiap nasabah memiliki profil dan aspirasi finansial yang berbeda-beda, Bank DBS Indonesia berbagi insight dan rekomendasi portofolio investasi melalui berbagai kanal, salah satunya melalui aplikasi digibank by DBS.
Saat ini nasabah dapat mengakses lebih dari 100 jenis investasi obligasi hingga sekitar 68 produk reksadana termasuk yang berbasis Environment, Social dan Governance (ESG).
Bank DBS Indonesia juga berkolaborasi dengan berbagai mitra asset management untuk terus mengedukasi nasabah yang ingin berinvestasi sembari menerapkan prinsip ESG.