Bergeser ke wilayah timur Aceh, akses pada ruas Jalan Batas Kota Lhokseumawe/Batas Aceh Utara–Kota Langsa juga sudah terbuka usai pembersihan sedimen rampung pada 10 Desember 2025. Penanganan terus dilanjutkan pada ruas Jalan Kota Langsa–Kota Kuala Simpang yang saat ini masih dalam tahap pembersihan sedimen dengan target penyelesaian 19 Desember 2025.
Adapun ruas Jalan Kota Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara juga telah fungsional dan dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan, meski di beberapa titik akses sinyal masih terbatas dan pembersihan material lumpur serta kayu terus dilakukan.
Selanjutnya, ruas Jalan Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatera Utara juga telah kembali dapat dilalui, sehingga membuka akses penting menuju wilayah selatan Aceh.
Hingga kini, Kementerian PU terus melanjutkan sejumlah pekerjaan berat yang sudah berjalan (on going) di Provinsi Aceh, antara lain pada ruas jalan yang terputus akibat longsor dan jembatan yang runtuh diterpa banjir. Salah satunya adalah pekerjaan pada ruas Jalan Kota Bireuen–Batas Bireuen/Aceh Utara yang terputus akibat runtuhnya Jembatan Krueng Tingkeum/Kuta Blang.
Karena Jembatan Krueng Tingkeum/Kuta Blang tak dapat dipergunakan, Kementerian PU mengalihkan arus lalu lintas yang melewati jembatan ini ke jembatan bailey di Awe Geutah yang ditargetkan dapat dipergunakan (open traffic) mulai 17 Desember 2025. Pemasangan jembatan bailey pada jembatan eksisting ditargetkan selesai 20 Desember 2025.
Penanganan darurat menggunakan jembatan bailey juga diterapkan pada ruas Jalan Kota Bireuen–Batas Bireuen/Bener Meriah, tepatnya di Jembatan Teupin Mane, yang kini memasuki tahap uji coba. Sedangkan untuk ruas Jalan Batas Bireuen/Bener Meriah–Batas Bener Meriah/Aceh Tengah yang mengalami kerusakan parah berupa 7 jembatan rusak serta titik longsor, Kementerian PU menargetkan penyelesaian penanganan pada 30 Desember 2025.
Tampilkan Semua

