JAKARTA, CILACAP.INFO – Branding untuk bisnis tidak hanya tentang elemen visual, tapi bisa juga memanfaatkan suara & pendengaran.
Di tengah persaingan bisnis yang semakin padat dan cepat berubah, branding bukan lagi sekadar soal visual. Logo, warna, atau tagline kini tidak cukup untuk membuat pelanggan mengingat brand kamu.
Saat ini, suara telah menjadi bagian penting dalam membangun identitas merek. Konsep ini dikenal dengan istilah audio branding — strategi menciptakan “identitas suara” yang bisa melekat di benak pelanggan hanya lewat pendengaran.
Audio branding bisa hadir dalam bentuk jingle, nada pembuka, musik latar, bahkan notifikasi unik. Tujuannya sederhana: agar audiens langsung mengenali brand kamu hanya dari bunyinya, bahkan tanpa melihat logo sekalipun.
Apa Itu Audio Branding dan Mengapa Penting untuk Bisnis
Audio branding bukan cuma soal menciptakan lagu iklan yang enak didengar. Lebih dari itu, ia adalah cara berkomunikasi dengan emosi.
Lewat suara, sebuah brand bisa menyampaikan kepribadian, suasana, dan nilai yang ingin dibangun. Dalam dunia digital yang penuh visual, audio menjadi lapisan emosional tambahan yang membuat pengalaman pelanggan terasa lebih personal dan mendalam.
Faktanya, otak manusia merespons suara lebih cepat daripada gambar. Suara bisa langsung memicu emosi — rasa senang, semangat, tenang, bahkan nostalgia — sebelum seseorang sempat berpikir secara rasional.
COO Sribu, Alexandro Wibowo, pernah menjelaskan, “Ketika mendengar kata ‘branding’, kebanyakan orang langsung membayangkan logo atau desain. Padahal, suara bisa memberikan efek yang sama kuatnya — bahkan lebih — dalam membangun hubungan emosional dengan konsumen.”
Dengan kata lain, audio branding adalah bahasa emosional dari brand kamu.
Unsur-Unsur Penting Dalam Audio Branding
Sama seperti visual branding, identitas suara juga dibangun dari beberapa elemen utama. Masing-masing punya peran tersendiri dalam memperkuat persepsi brand:
Tampilkan Semua