Ia menambahkan bahwa PT RPN berkomitmen mendorong hasil riset agar dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan. Riset, menurutnya, tidak boleh berhenti di laboratorium atau jurnal ilmiah, namun harus menghasilkan aksi nyata yang berdampak langsung terhadap industri dan petani.
Dalam sambutannya, Direktur Aset PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Agung Setya Imam Effendy, menyampaikan pentingnya memperkuat tiga pilar pembangunan industri sawit Indonesia, yakni rangkaian riset, regulasi, dan dunia usaha. “Ketiga pilar ini harus kuat dan sinergis. Bila riset, regulasi, dan implementasi lapangan berjalan seirama, kita akan siap menghadapi persaingan global dan menjadikan sawit sebagai aset strategis bangsa,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menyatukan visi bersama di tengah tantangan global dan perubahan iklim, guna menjadikan industri sawit nasional lebih tangguh dan adaptif terhadap dinamika zaman.
PTKS 2025 bukan sekadar forum rutin, melainkan simbol arah baru transformasi industri sawit nasional. Melalui forum ilmiah, diskusi panel, pameran teknologi, dan jejaring kolaboratif, PTKS menjadi ruang penyebaran inovasi digital dan pemikiran strategis yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia.
Dengan sinergi yang semakin kuat antara pelaku riset, pemerintah, dan dunia usaha, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pelopor transformasi sawit berkelanjutan di tingkat global. Kini saatnya memperkuat kolaborasi, memperluas implementasi inovasi, dan menjadikan kelapa sawit sebagai bagian penting dari masa depan energi, pangan, dan ekonomi hijau Indonesia.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
Tampilkan Semua