JAKARTA, CILACAP.INFO – Penghasilan yang berkurang karena bisnis sedang lesu bisa menjadi tantangan yang menguras emosi dan pikiran.
Kondisi ini tak jarang membuat pelaku usaha atau pekerja mandiri merasa kehilangan arah. Saat omzet tak lagi stabil seperti dulu, sementara pengeluaran rutin terus berjalan, muncul tekanan finansial yang pelan-pelan bisa memengaruhi kesejahteraan mental.
Meski tidak separah kehilangan pemasukan sepenuhnya, penurunan penghasilan tetap membutuhkan respons yang sigap dan strategi keuangan yang lebih adaptif agar bisnis tetap bertahan dan kebutuhan hidup tetap terpenuhi. Sayangnya, tagihan serta cicilan tidak ikut berhenti.
Cicilan rumah, motor, mobil, kartu kredit, bahkan langganan digital tetap datang setiap bulan tanpa peduli kondisi keuanganmu. Lalu, harus bagaimana?
Cicilan Tetap Datang, Meski Gaji Tak Lagi Ada
Saat pemasukan terhenti, banyak orang mulai panik dan itu hal yang sangat manusiawi. Rasa takut tidak bisa bayar tagihan, cemas kehilangan kendali atas hidup, dan tekanan sosial bisa menumpuk menjadi beban mental yang berat. Namun, justru di tengah kepanikan itu, penting untuk segera mengambil napas sejenak dan berpikir jernih.
Jangan biarkan rasa panik mengambil alih logika. Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah melihat kondisi keuanganmu secara terbuka dan jujur tanpa menyangkal kenyataan. Kamu bisa mengecek ulang, berapa jumlah tabungan yang tersisa? Berapa pengeluaran tetap per bulan yang wajib dibayar, seperti cicilan rumah, listrik, air, dan kebutuhan pokok? Cicilan atau pembayaran mana yang sifatnya fleksibel dan masih bisa ditunda?
Di sinilah pentingnya memahami skala prioritas dalam pengelolaan keuangan saat krisis. Tidak semua tagihan harus dibayar bersamaan. Tidak semua cicilan memiliki konsekuensi yang sama jika tertunda. Misalnya, cicilan rumah yang jika telat bisa berisiko disita, atau tagihan listrik yang bisa membuat rumah gelap, tentu perlu didahulukan.
Tampilkan Semua