JAKARTA, CILACAP.INFO – Treatment Juvelook asal Korea kini tengah naik daun di Indonesia karena efeknya yang alami dan tahan lama. Namun, prosedur ini menyimpan risiko serius jika dilakukan sembarangan, termasuk kebutaan. Kasus serupa sempat terjadi di luar negeri pada awal tahun 2025, ketika seorang pasien mengalami gangguan penglihatan akibat kesalahan teknik penyuntikan. Insiden ini menjadi pengingat bahwa di balik popularitasnya, Juvelook tetap merupakan prosedur medis yang menuntut ketelitian tinggi.
“Juvelook adalah prosedur medis, bukan sekadar estetika. Karena itu, pemahamannya tidak cukup hanya dari sisi teknis, tetapi harus menyeluruh—dari anatomi wajah hingga manajemen risiko. Di ZAP, kami memastikan setiap dokter menjalani pelatihan intensif agar mampu memberikan hasil yang optimal tanpa mengorbankan keselamatan pasien,” ujar dr. Dara Ayuningtyas, Vice President Medical ZAP.
Juvelook: Kolaborasi Sains & Teknologi Korea untuk Kulit Lebih Sehat
Juvelook merupakan perawatan berbasis bio-stimulator yang menggabungkan dua bahan aktif—PDLLA dan hyaluronic acid yang secara ilmiah terbukti merangsang kolagen dan memperbaiki tekstur kulit dari dalam. Juvelook bekerja secara bertahap dengan merangsang produksi kolagen alami, sehingga hasil yang didapat tampak lebih natural, tidak kaku, dan menyatu dengan struktur wajah. Efek perawatan ini pun tergolong tahan lama, dengan hasil optimal yang bisa bertahan hingga 12 hingga 18 bulan.
Komitmen ZAP: Pelatihan Langsung di Korea & Penerapan Standar Medis Ketat
ZAP Clinic memastikan seluruh tim dokternya memahami dengan baik setiap prosedur yang ditawarkan. Pada Mei 2025, tim dokter ZAP menjalani pelatihan langsung di Korea Selatan bersama VAIM tepatnya di Head Quarter Vaim di Korea, yang juga merupakan manufaktur dan produsen resmi Juvelook, bersama Dr. Kim JaeRim – Representative Juvelook Korea dengan mempelajari teknik injeksi aman, analisis struktur wajah, serta prosedur penanganan risiko.
Tampilkan Semua
