Dinamika dan Potensi brand Lokal dalam Mengimplementasi Prinsip ESG

Ilustrasi Berita (Sumber: Hypefast)
Ilustrasi Berita (Sumber: Hypefast)

Di akhir 2024, tim Luxcrime turun langsung ke pesisir Bengkong, Batam, membantu membersihkan lebih dari 550 kg sampah plastik dan mengunjungi Materials Recovery Facility untuk melihat proses daur ulang sampah secara langsung. “Kami percaya bahwa kecantikan tidak hanya soal penampilan, tapi juga soal kontribusi terhadap lingkungan. Inisiatif ini adalah wujud komitmen Luxcrime untuk menjadi brand yang bertanggung jawab dan relevan dengan kebutuhan masa kini,” ujar Melisa Andriani, General Manager Luxcrime.

Di sisi lain, Nona Rara Batik menerapkan prinsip sosial pada operasional perusahaan. Berbeda dengan banyak produsen tekstil yang beralih ke metode produksi mekanis, Nona Rara Batik tetap mempertahankan proses pembuatan batik secara tradisional. Dengan melibatkan pengrajin lokal, brand ini tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan bagi komunitas perajin.

“Integrasi ESG bukan hanya tentang kepatuhan regulasi atau memenuhi ekspektasi global, tetapi juga tentang membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan. Karenanya perlu adanya sinergi antara pemangku kebijakan dengan pelaku usaha untuk mendorong brand lokal dalam menerapkan prinsip ESG,” ujar Achmad Alkatiri, CEO Hypefast.

Dengan semakin berkembangnya kesadaran akan ESG di kalangan konsumen dan bisnis, adopsi keberlanjutan akan menjadi faktor kunci dalam kesuksesan brand lokal di masa depan. Hypefast terus berkomitmen untuk mendorong transformasi ini dan menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari DNA industri brand lokal di Indonesia.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait