Itulah properti pertamanya yang resmi ia beli tanpa modal pribadi, dan langsung menghasilkan income > angsuran.
Dari Properti ke Bisnis, dari Bisnis ke Komunitas
Tak berhenti di properti, Pipo mulai merambah dunia franchise: minimarket, warteg, toko roti, hingga franchise ban motor.
Namun, ia menyadari satu hal penting:
“Saya bukan jago bisnis. Tapi saya jago membangun properti, mengelola keuangan, dan menghubungkan orang-orang.”
Alih-alih mengelola sendiri, ia membiarkan orang lain menjalankan bisnis di atas propertinya, sementara ia mengatur sisi properti dan pembiayaannya.
3 Pilar Strategi KOMODO
Kuasai PropertiFokus pada lokasi, potensi sewa, dan hitungan ROI jangka panjang.
Bangun Bisnis di AtasnyaTak harus bisnis sendiri — bisa kolaborasi, joint venture, atau franchise.
Kendalikan KeuanganCari modal itu mudah. Yang sulit adalah membayar angsurannya secara konsisten. Maka pastikan income > angsuran.
Komunitas PIPO: Dari Indonesia ke Dunia
Sejak 2016, Pipo membentuk komunitas edukasi properti bernama PIPO. Saat ini, anggotanya tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga AS, Belanda, hingga Kuwait.
Yang membanggakan: banyak member kini memiliki minimarket dan properti lebih banyak dari yang ia miliki sendiri. “Saya paling senang dengar cerita member yang dulu susah, sekarang punya bisnis dan properti yang menghasilkan. Itu kepuasan tersendiri,” ungkapnya.
Passive Income adalah Keniscayaan
Pipo percaya, setiap orang harus bangun passive income — entah lewat properti, bisnis, atau kombinasi keduanya. Karena satu saat nanti, waktu akan menjadi batas alami manusia.
“Kerja boleh ogah, ngangsurnya ogah, DP-nya ogah… tapi income-nya ngalir. Itulah nikmat passive income,” pungkasnya.
Dan ia sedang mempersiapkan langkah lebih besar: platform crowdfunding properti agar masyarakat bisa ikut berinvestasi kecil-kecilan dan punya aset nyata.
Tentang Sekali Seumur Hidup Dokumenter
Sekali Seumur Hidup Dokumenter
Tampilkan Semua