Asian PCOS Society lahir dari diskusi yang berlangsung dalam 76th JSOG Meeting pada April 2024. Kini, dengan puluhan anggota dari berbagai negara di Asia, Asian PCOS Society memiliki dewan pendiri yang terdiri dari para ahli terkemuka di bidang endokrinologi reproduksi dan infertilitas:
Prof. Dr. Budi Wiweko (Indonesia) – Presiden Asian PCOS Society dan spesialis endokrinologi reproduksi dari Universitas Indonesia.
Dr. Miyuki Harada (Jepang) – Sekretaris Jenderal Asian PCOS Society dan ahli endokrinologi reproduksi dari The University of Tokyo.
Prof. Mei-Jou Chen (Taiwan) – Ahli dari National Taiwan University, dengan banyak penelitian tentang pengaruh faktor genetik dalam PCOS.
Dr. Rishma Dhillon Pai (India) – Ahli dari Lilavati Hospital, dengan pengalaman luas dalam teknologi reproduksi berbantu.
Dr. Hrishikesh Pai (India) – Ahli dari Blooms Hospital, yang telah berkontribusi dalam pengembangan teknik fertilisasi in vitro (IVF) secara luas di India dan Asia.
Dr. Zhongwei Huang (Singapura) – Ahli dari National University of Singapore, yang meneliti hubungan antara PCOS dan faktor metabolik di Asia.
Mengapa Asian PCOS Society Diperlukan?
Perempuan Asia memiliki karakteristik PCOS yang berbeda dibandingkan populasi lain, termasuk pola resistensi insulin, tingkat obesitas yang lebih rendah dibandingkan negara Barat, tetapi dengan dampak metabolik yang lebih tinggi. Sayangnya, sebagian besar pedoman medis saat ini tidak mempertimbangkan perbedaan ini. Oleh karena itu, Asian PCOS Society bertujuan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik PCOS spesifik Asia, menyusun panduan klinis berbasis bukti yang lebih relevan dengan kebutuhan perempuan Asia, serta meningkatkan edukasi dan pelatihan tenaga medis agar diagnosis dan pengelolaan PCOS lebih optimal.
Selain itu, organisasi ini berkomitmen untuk membentuk registri data PCOS yang komprehensif di seluruh Asia, memungkinkan penelitian jangka panjang mengenai tren epidemiologi dan efektivitas pengobatan. Kolaborasi lintas negara juga menjadi fokus utama, guna memastikan pertukaran informasi dan praktik klinis terbaik di seluruh wilayah Asia.