SURABAYA, CILACAP.INFO – Desa Leuwimalang, Bogor, menjadi fokus Impact National Hackathon 2024 untuk mengatasi tantangan sanitasi, literasi digital, dan pelatihan warga. Solusi inovatif seperti alat perhitungan pH tanah, pelatihan digital, dan optimalisasi lahan dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan pariwisata. Kolaborasi masyarakat dan teknologi diharapkan menjadikan Leuwimalang model desa wisata berbasis inovasi, dengan implementasi nyata membawa dampak berkelanjutan bagi ekonomi dan kehidupan warga.
Desa wisata menjadi salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat ribuan desa wisata yang tersebar di seluruh negeri, dengan sebagian besar berada di Jawa dan Bali sebanyak 857 desa. Sumatera memiliki 355 desa wisata, diikuti oleh Nusa Tenggara dengan 189 desa, Sulawesi dengan 119 desa, Kalimantan memiliki 117 desa, Papua dan Maluku masing-masing memiliki 74 desa dan 23 desa. Dari sekian banyak desa wisata, Desa Leuwimalang di Cisarua, Kabupaten Bogor, menjadi salah satu contoh menarik. Keindahan alam pegunungan, suasana asri, dan budaya lokal yang autentik, desa ini memiliki potensi luar biasa untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Jawa Barat.
Namun, seperti banyak desa wisata lainnya, Leuwimalang menghadapi tantangan yang tidak kecil. Masalah sanitasi yang belum memadai menjadi salah satu isu mendesak, di samping rendahnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Literasi digital di kalangan masyarakat masih rendah, sementara pelatihan untuk mempersiapkan warga sebagai pelaku wisata masih sangat terbatas. Penggunaan lahan yang kurang optimal juga menjadi hambatan dalam upaya memaksimalkan potensi ekonomi desa ini.
Berangkat dari tantangan tersebut, Desa Leuwimalang dipilih menjadi subjek dalam Impact National Hackathon 2024. Para finalis dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi teknologi diajak untuk melihat langsung kehidupan di desa ini. Mereka mengamati bagaimana aktivitas sehari-hari warga berjalan, dari pertanian manual yang masih mendominasi hingga kondisi UMKM yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan teknologi. Melalui wawancara dengan warga, para peserta mendapatkan gambaran nyata tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat desa.
Tampilkan Semua