Bitcoin mencetak tonggak baru dengan melewati $72.000, sebelum akhirnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di $99.551 atau sekitar Rp1,58 miliar pada 22 November. Lonjakan ini didukung oleh arus masuk dari ETF Bitcoin, serta akumulasi besar oleh investor institusional yang mencapai titik tertinggi dalam empat tahun terakhir. Tren ini juga diperkuat oleh popularitas meme coin berbasis AI, yang ikut mencuri perhatian investor menjelang musim pemilu.
Iqbal menilai momentum ini sebagai peluang strategis bagi investor di Indonesia. “Dengan tren global yang positif, aktivitas pasar kripto lokal juga menunjukkan antusiasme yang meningkat. Lonjakan harga Bitcoin dan sentimen optimistis di kalangan investor menjadi indikator kuat bahwa aset digital semakin dipercaya sebagai instrumen investasi utama,” ujarnya.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS juga membawa dampak psikologis yang signifikan. Banyak investor melihat peluang dari potensi regulasi global yang lebih ramah terhadap aset digital. “Euforia ini mendorong minat yang besar pada Bitcoin, Ethereum, Solana, hingga meme coin seperti PEPE. Banyak investor muda dan milenial memanfaatkan momentum ini untuk akumulasi aset dengan pandangan jangka panjang,” tambahnya.
Namun, Iqbal juga mengingatkan pentingnya pendekatan yang hati-hati. “Volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Investor perlu fokus pada diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko untuk memanfaatkan peluang tanpa terjebak dalam spekulasi berlebihan,” jelasnya.
Peraturan Baru Memacu Perkembangan
Momentum positif ini didukung oleh terbitnya regulasi baru, Peraturan Bappebti (PerBa) Nomor 9 Tahun 2024. Regulasi ini memperbolehkan investor institusi untuk masuk ke pasar kripto Indonesia, yang diproyeksikan dapat melipatgandakan volume transaksi dalam beberapa tahun ke depan. Dengan semakin banyaknya investor institusional yang berpartisipasi, diharapkan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional dapat meningkat signifikan.
Tampilkan Semua