Melalui peta jalan nol emisi, Sinar Mas Agribusiness and Food berfokus pada empat pilar: komitmen untuk tidak melakukan deforestasi, merehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi, mengelola metana dari pabrik pengolahan CPO, dan beralih ke energi terbarukan dengan mengganti penggunaan batubara dengan biomassa. Jesslyne juga mencontohkan program pencampuran bahan bakar B35 di Indonesia, yang melalui penggunaan 12 juta ton biodiesel telah mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 30 juta ton dan menghemat devisa sebesar Rp160 triliun dari pengurangan impor bahan bakar fosil.
Kelapa sawit sendiri merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling produktif dan efisien. “Saat Indonesia mencoba tingkat pencampuran biodiesel yang lebih tinggi, kami dari sektor industri siap mendukungnya lewat solusi pasokan yang berkelanjutan,” tegas Jesslyne. Hal ini dilakukan melalui budidaya berbasis pendekatan sirkular, peremajaan tanaman, serta pendampingan melekat atau inclusive closed loop—yang mempertemukan pekebun, perusahaan pembeli sebagai pendamping, koperasi, serta dukungan skema keuangan.
Menurut Jesslyne, rekan-rekannya dari industri aviasi akan kesulitan mencapai target pengurangan emisi tanpa dukungan industri kelapa sawit. CEO AirAsia, Tony Fernandes, menyatakan bahwa bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) akan efektif jika tersedia pasokan yang memadai dengan harga yang sesuai. “Ini dapat dicapai dengan menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit mentah maupun turunannya. Produksi tinggi di Asia Tenggara mampu menekan harga SAF. Sayangnya, negara-negara Barat masih enggan menggunakan minyak kelapa sawit,” kata Tony. Saat ini, AirAsia tengah menguji penggunaan SAF yang dipasok oleh Sinar Mas.
Di sektor pulp dan kertas, Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba, menyatakan bahwa upaya dekarbonisasi telah dimulai sejak 2018, yang melibatkan diskusi lintas pemangku kepentingan hingga menghasilkan kerangka kerja yang secara berkala dipertajam. Peta Jalan Keberlanjutan: Visi 2030 adalah inisiatif terbaru yang terhubung dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN SDGs), serta didukung oleh keterlibatan pemangku kepentingan yang kuat. Elim menekankan bahwa pihaknya memproduksi dengan karbon minimal, menggunakan bahan baku dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelanjutan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tampilkan Semua