Lanjutkan Kemeriahan HUT ke-32, BRI-MI Gelar Anniversary Dinner 2024

HUT Ke 32 BRI MI Dinner Anniversary (3)
Dokumentasi Berita (Sumber: PT BRI Manajemen Investasi)

“Sebagai informasi, selama tahun 2024 ini, BRI-MI terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari sisi pertumbuhan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) Reksa Dana per Juni 2024 yang telah mencapai Rp31,87 triliun, atau tumbuh sebesar 4,2% (YTD) dari sebelumnya per Desember 2023, yaitu Rp30,6 triliun, sehingga menempatkan BRI-MI di posisi Top 3 Manajer Investasi di Indonesia berdasarkan AUM reksa dana,” ujar Tina.

Tina menambahkan bahwa BRI-MI juga mendapatkan pengakuan dari institusi nasional dan internasional yang kredibel di tahun berjalan 2024, melalui raihan penghargaan sebagai the Best Asset Manager kategori Money Market Fund di ajang Annual 15th Fund Management Awards 2024 dan penghargaan sebagai the Best Fund Manager Syariah di ajang Ekonomi Syariah Award 2024.

“Penghargaan tersebut tak lepas dari tingginya minat nasabah terhadap produk-produk BRI-MI. Hal ini tercermin dari pertumbuhan nasabah ritel BRI-MI sebesar 11% selama tahun 2024. Hal tersebut tentunya memotivasi kami untuk terus menjalankan komitmen kami untuk #WujudkanMasaDepan sebagai Manajer Investasinya Rakyat Indonesia,” tambah Tina.

Sesi Market Update dari Chief Investment Officer

Chief Investment Officer BRI-MI, Herman Tjahjadi, turut hadir dengan menyampaikan pemaparan Market Update kepada seluruh tamu undangan yang hadir.

Ia menyampaikan bahwa tingkat pengangguran di Amerika Serikat saat ini telah menyentuh 4.1%. Indikator inflasi di Amerika Serikat (AS) seperti Consumer Price Index (CPI) dan Personal Consumption Expenditure (PCE) juga telah menunjukkan tren penurunan. Jadi, bank sentral AS diperkirakan akan melakukan dua kali pemotongan suku bunga pada bulan September dan Desember 2024,” ujar Herman.

Dari perkembangan domestik, pertumbuhan pinjaman kredit bank masih sehat sebesar 11.5% YoY di bulan Juni 2024. “Indonesia memiliki outlook ekonomi yang stabil. Global investor pun cenderung memilih India dan Indonesia untuk jangka panjang karena kedua negeri ini memiliki populasi generasi muda yang besar. Jika kabinet baru berhasil menerapkan kebijakan pro-pertumbuhan, maka aset kelas saham akan outperform dibandingkan obligasi,” tambah Herman.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait