KOLTIVA Dukung Pemerintah dan 10 Mitra Pembangunan Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024-2026

Dokumentasi Penandatanganan Nota Kesepakatan untuk Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024 2026
Dokumentasi Penandatanganan Nota Kesepakatan untuk Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024 2026

JAKARTA, CILACAP.INFO Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, bersama Swisscontact, KOLTIVA, dan mitra pembangunan lainnya, baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan 2024-2026 dan peluncuran Dasbor MultiStakeholder Forum (MSF) Aceh Singkil pada hari Minggu, 7 Juli 2024.

Perwakilan dari 12 entitas menandatangani MoU tersebut, termasuk Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, KOLTIVA, Swisscontact, Kesatuan Pengelolaan Hutan VI (KPH VI), Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH), Yayasan Ekosistem Lestari, Forum Konservasi Leuser, Yayasan Hutan Tropis*, PT. Sari Dumai Sejati (Apical), PT. Musim Mas, dan Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh Singkil.

Ekosistem Leuser dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil (termasuk Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil) bukan hanya penting untuk perlindungan lingkungan, tetapi juga merupakan kesempatan terakhir dan terbesar untuk melestarikan keanekaragaman hayati Sumatera yang sangat besar. Meski berstatus dilindungi, Taman Nasional Leuser sendiri telah kehilangan seperlima area hijau dataran rendahnya akibat aktivitas komersial dalam lima tahun terakhir.  Kabupaten Aceh Singkil, dengan 77.512 hektar perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan dan petani mandiri, berkontribusi sebesar 31,8% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di subsektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kabupaten ini juga merupakan rumah bagi Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang menyediakan habitat alami bagi harimau Sumatra, gajah Sumatra, dan orangutan Sumatra.

Inisiatif multi-pemangku kepentingan ini selain bertujuan untuk mengatasi isu lahan perkebunan berkelanjutan, juga untuk meningkatkan produktivitas serta volume produksi kelapa sawit berkelanjutan sebesar 30% melalui intensifikasi selama periode yang sama. Menyadari pentingnya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial, semua pihak berkomitmen untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi Aceh Singkil. Inisiatif ini menyoroti perlunya Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan untuk menempatkan kelapa sawit Aceh Singkil sebagai komoditas yang diakui secara global, mempromosikan masa depan yang lebih lestari dan berkelanjutan untuk wilayah tersebut.

Tampilkan Semua
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait

Exit mobile version